Friday, February 12, 2016
RAHASIA DI BALIK SHOLAWAT NARIYAH
Siapa yang tidak kenal Sholawat Nariyah. Khususnya bagi nahdiyah Nusantara, sholawat ini sudah banyak dihafal bahkan sejak usia dini. Adapun lafalnya yang populer adalah,
اللهم صل صلاة كاملة و سلم سلاما تاما علي سيدنا محمد الذي تنحل به العقد و تنفرج به الكرب و تقضي به الحوائج و تنال به الرغائب و حسن الخواتم و يستسقي الغمام بوجهه الكريم و علي اله و صحبه و سلم في كل لمحة و نفس بعدد كل معلوم لك
Disamping sebagai wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan Rosul-Nya , sholawat ini diakui sangat mujarab untuk tercapainya hajat (keperluan). Imam Qurtubhi menyampaikan, “Barang siapa yang ingin hajatnya segera terpenuhi atau terbebas dari beratnya ujian yang sedang menimpa, maka bacalah sebanyak 4444 kali. Allah pasti akan memenuhi harapannya dan apa yang diniatinya.”
Angka 4444 pun kemudian menjadi ciri khas bagi hitungan sholawat ini. Adakalanya dibaca secara jamaah, terkadang juga dibaca sendiri dan sebagai dzikir sehari-hari. Jika seseorang menginginkan rizkinya terus mengalir, maka Imam Dinuri menyarankan untuk kontinu membaca sholawat ini di setiap selesai sholat sebanyak 21 kali. Dan masih banyak lagi penjelesan tentang khasiat sholawat Nariyah yang tidak mungkin dapat saya urai seluruhnya dalam tulisan ini.
Di tengah betapa istimewanya sholawat ini, terkadang terbesit di hati tentang siapa sebenarnya pengarang sholawat tersebut. Ini yang kemudian ingin penulis sampaikan dalam risalah singkat ini. Berangkat dari sebuah harapan dari apa yang pernah disampaikan oleh Imam Muhibbuddin Ath-Thobari,
من ارخ مؤمنا فضلا عن عالم عامل فكأنما أحياه، فمن أحياه فكأنما احيا الناس ججميعا
“Barang siapa menuliskan biografi seorang mukmin, lebih-lebih jejak langkah seorang alim yang teguh dalam mengamalkan ilmunya, maka seakan ia menghidupkannya kembali. Barang siapa yang menghidupkan orang tersebut berarti menghidupkan umat manusia”.
(Manhajus-Sawi, Habib Zein bin Ibrohim bin Smaits)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment