Monday, December 14, 2015

Cinta Sejati




Cinta Sejati

Dari Anas Ra dari Nabi Saw beliau bersabda:

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
(La yu' minu ahadukum hatta akuna ahabba ilaihi min walidihi wawaladihi wannasi aj ma 'in.)
:Tidak (sempurna) iman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintainya daripada orang tuanya, anaknya dan segenap umat manusia.” (HR Bukhari & Muslim).

Dalam Shahih Al-Bukhari diriwayatkan, Umar bin Khathab Ra berkata kepada Nabi Saw :

لِأَنْتَ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِلاَّ مِنْ نَفْسِيْ . فَقَالَ : لاَ وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ . فَقَالَ : لَهُ عُمَرُ : فَإِنَّكَ اْلآنَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِيْ . فَقَالَ : اْلآنَ يَا عُمَرُ
(Li anta ya Rasulallah ahabbu ilayya min kulli syai-in illa min nafsi.
Faqola:la walladzi nafsi biyadihi hatta akuna ahabba ilaika min nafsika.Faqola:lahu 'umar:Fainnakal ana ahabbu ilayya min nafsi,faqolal an ya 'umar.)
:"Sesungguhnya engkau wahai Rasulullah, adalah orang yang paling aku cintai daripada segala sesuatu selain diriku sendiri.” Nabi Saw bersabda, ‘Tidak, demi Dzat yang jiwaku ada di TanganNya, sehingga aku lebih engkau cintai dari dirimu sendiri’. Maka Umar berkata kepada beliau, ‘Sekarang ini engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri.’ Maka Nabi shallallahu alaihi wasalam bersabda, ‘Sekarang (telah sempurna kecintaanmu (imanmu) padaku) wahai Umar.”

Lalu bagaimana dengan kita...?
Artis,anak,suami,harta yg lebih kita cintai?
Adapun cinta keluarga,isteri dan anak-anak maka ini adalah jenis cinta duniawi,sebab cinta itu lahir karena mereka memperoleh kasih sayang dan manfaat materi,cinta itu akan sirna dengan sendirinya saat datangnya Hari Kiamat. Yakni hari di mana setiap orang berlari dari saudara, ibu, bapak, isteri dan anak-anaknya karena sibuk dengan urusannya sendiri.
Allah berfirman:

يَوْمَ يَفِرُّ ٱلْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ
وَأُمِّهِۦ وَأَبِيهِ
وَصَٰحِبَتِهِۦ وَبَنِيهِ
لِكُلِّ ٱمْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ
(Yauma ya firrul mar u min akhihi,wa ummihi wa abihi,wa shohabatihi wa banihi,likullim ri-in minhum yauma idzin sya' nun yugh nihi)
“pada hari ketika manusia lari dari saudaranya,dari ibu dan bapaknya,dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya”. (QS. Abasa: 34-37)
Sedangkan Nabi sibuk mencari dan menolong ummatnya untuk  memberikan syafaat.
Nabi Saw adalah Nabi yang tidak pernah santai,lselalu sibuk,baik di dunia sampai di akhirat nanti,sibuk memikirkan keselamatan umatnya,sibuk menolong umatnya dari ganasnya api neraka.

Minimal ada 2 syarat seseorang bisa dikatakan sampai kepada mencintai,jika 2 syarat ini gagal maka itu bukan cinta...
1.Katsira dzikrahu:Banyak menyebut-nyebut(namanya),pernyataan secara verbal secara berkesinambungan bahasa agamanya "dzikir"
Dzikir sedikitnya memiliki dua makna:
pertama jika ia dengan hati bermakna:"mengingat",dan yang kedua jika ia secara verbal/lisan/mulut baik dengan bersuara keras(jahr) maupun bersuara lirih) maka bermakna:"menyebut-nyebut".

2 .Al ittiba:Mengikuti apa yg dikatakan dan diperbuat.

Seseorang jika "jatuh cinta" pasti akan sering menyebut-menyebut orang yang di cintainya,sering mengingatnya dan berusaha untuk mengapresiasi setiap perintah dan apa yang di katakannya dengan berusaha mengerjakannya,jika hal itu tidak terjadi maka berarti  "jatuh"nya salah,alias salah menjatuhkan cinta.Nah,...Oleh sebab itulah jangan sampai salah menjatuhkan cinta sebab jika salah itu masuk dalam katagori cinta imitasi atau cinta monyet
Karena jika sampai salah maka sakitnya tuh disini 💔dan dikuburan.

Agar tidak salah menjatuhkan cinta,maka tarik cinta itu ke level teratas dari cinta level duniawi ke level teratas yaitu mempersembahkannya kepada Allah dan Rasulnya.
niscaya akan merembes mengalir ke bawah-bawahnya...
Orang yang meletakkan cintanya  level teratas dengan benar,pasti akan tumbuh rasa cinta pada orang tua,guru,anak,sahabat,suami dan kepada sesama mahluk Allah,sebagai rembesan dan buah dari cinta  Allah dan Rasulnya.
Jika itu terjadi maka sempurnalah imannya sebagaimana hadis di atas


قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
(Qul in kuntum tuhibbunallah,fattabi 'uni yuhbib kumullah,wayagh fir lakum dzunubakum wallahu ghafurur rahim)
" Katakanlah: “Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah,maka ikutilah aku(Nabi Muhammad),niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian”,dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.(QS Ali’Imrân : 31).


Salam maulidur Rasul Saw.
☕🍔☕
(Ali Tamam Aljufri)

No comments:

Post a Comment