Monday, February 22, 2016
Nelayan Dan Mutiara
Tak makan tapi tak lapar
Tak minum tapi tak haus
Tak tidur tapi tak mengantuk
Tak bernafas tapi hidup
Tak berhuruf tapi dapat dibaca
Tak berbicara tapi dapat didengar.
Kosong adalah isi, isi adalah kosong. Tiada adalah ada, ada adalah tiada; dan kehampaan ini bernyawa.
Tak terlihat namun ada, ada namun tak terlihat; bagaimana ia akan terlihat, sedang ia bersemayam dalam cangkang yang tertutup rapat?
Seandainya cangkangnya terbuka, tentu mereka tidak akan dapat melihat Mutiara; kecuali hanya cahaya yang memancar, yang menyilaukan pandangan mata.
"O Mutiaraku, aduhai betapa indahnya dirimu" ; "Aku mendengar pujianmu, O wahai cangkang indah persemayamanKu". Tidakkah kalian lihat, betapa kami saling memuji?
Jika ingin mengenalnya, masuklah dengan ketidaktahuan; jika ingin menemukannya, hentikanlah pencarian.
Meski banyak nelayan yang memaki, mengeluh karna tangkapan ikan yang tak mencukupi; mana pernah Mutiara sakit hati, tetap saja ia bersyukur (Asy-Syakur) dan bermurah hati terus bersinar dengan kilauan cahaya murni.
Apa yang sedang kau cari, ia sedang mencarimu; O wahai para nelayan pencari ikan, lubangilah perahumu agar tak dirampas oleh Sang Raja.
Cobalah mengenal cangkang sebagai wadahnya, agar kau mengenal O betapa indahnya Mutiara; setiap nelayan selalu menginginkan ikan sebagai ganjaran, tidakkah kau ingin menjadi nelayan pilihan dengan menemukan Mutiara Perbendaharaan yang tersembunyi itu?
Buanglah perhatianmu pada ikan, mulailah fokusmu pada Perbendaharaan itu; mendayunglah ke tengah Samudra, menyelamlah dan temukan Mutiara!
Kesejatian tidak pernah keluar dari dirimu sendiri ; tidaklah ada asin dalam garam, asin itu hanya ada dalam lidahmu sendiri.
Diri pribadi inilah yang harus ditemui, kadang kala mereka sering lalai dan lupa diri; itu sebab mereka selalu bersama dan memandang cangkangnya sendiri, sehingga kerap sekali mereka kehilangan Mutiaranya sendiri.
Lihatlah! Cangkang adalah selubung yang menutupi Mutiara; maka bukalah cangkang itu dan temukan Mutiara, lalu tutup kembali sebagaimana Khidir menegakkan kembali Dinding yang roboh.
Dengarlah O wahai para nelayan, ini berbicara padamu; sebagaimana cangkang yang menyembunyikan Mutiara, seperti itulah engkau menjadi hijab bagi Dirimu Sendiri.
#Mast_Jawi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment