Wednesday, February 17, 2016

RASULULLAH SUAMI ROMANTIK


Didalam sebuah riwayat , suatu ketika Rasulullah SAW sedang duduk dalam sebuah ruangan bersama Sayyiidatina Aisyah Ra. sambil memperbaiki sepatunya. Suasananya romantis sekali. Aisyah memandangi wajah Rasul yang yang selalu diberkahi dan dilihatnya air peluh nampak keluar dari dahinya. Aisyah merasa takjub dengan keagungan beliau sehingga dia pun menatapnya begitu lama hingga akhirnya Rasul menyedari akan hal itu. Tanyanya pada Aisyah, “Ada apa?”
Dia menjawab, “Jika Abu Bukair Al-Huthali, sang penyair, melihatmu, dia akan segera tahu bahawa puisi yang ditulisnya itu pasti untukmu.” Rasulullah SAW bertanya, “Apa yang dia katakan?” Aisyah menjawab, “Abu Bukair mengatakan bahwa jika kamu melihat keindahan rembulan, ia terang benderang dan menerangi dunia bagi semua orang yang melihatnya.”
Kemudian Rasulullah SAW bangkit dan berjalan menuju Aisyah, mengucup dahinya diantara mata, dan berkata, “Demi Allah ya Aisyah, demikian juga kamu, seperti itu bagiku dan bahkan lebih….”
(Diriwayatkan dalam Al-Dala’el Nubuwa oleh Imam Abu Nu’aim dengan sanad dari Imam Bukhari dan Imam Ibnu Khuzaina).
Rasulullah juga memberikan nama kesayangan pada Sayyidatina Aisyah, Ra. Hummaira (yang kemerah-merahan), namun selain itu ia nemiliki julukan yang tak kalah bagusnya seperti habibah habib Allah, “yang terkasih dari kekasih Allah” ataupun Siddiqah bint Ash-Shiddiq, gelar yang diturunkan dari Ayahnya Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Dari Ibnu ‘Assakir meriwayatkan Sayyidatina Aisyah Ra. berkata bahwa Rasulullah SAW mengatakan kepadanya. “Aku tidak takut untuk mati, (kerana) tahu bahwa kamulah isteriku di surga”.
Bayangkan emosi Aisyah saat itu, setelah mendengar kata-kata yang menjamin keamanan, cinta dan kedamaiannya dalam kehidupan ini dan di akhirat kelak.
Suatu ketika Sayyidatina Aisyah Ra. bertanya pada Rasulullah SAW, “Seperti apa cintamu untukku?” *Seperti simpul tali”, jawabnya -yang bererti bahwa cinta beliau pada Aisyah kuat dan aman.
Dalam banyak kesempatan setelah itu, Aisyah bertanya lagi padanya, “Bagaimana simpul talinya?” dan Rasulullah SAW pun selalu menjawab, “‘Ala haaliha! -masih sama seperti biasanya!”
Di beberapa negara Muslim, bahkan sampai saat ini, sepasang kekasih membuat simpul tali sebagai simbol dari cinta dan kesetiaan manakala mereka harus terpisah jarak dan waktu.
Anas bin Malik menceritakan, “Saya melihat Rasulullah SAW, membuatkan untuk isterinya (Safiyah) bantal dengan jubahnya untuk pelana (pada untanya). Beliau kemudian berlutut di samping untanya dan kemudian memberikan lututnya (yang lain) agar Safiyah memijakkan kakinya, supaya Safiyah dapat naik (ke atas unta)”. (Sahih Al-Bukhari)

No comments:

Post a Comment