Friday, February 26, 2016

PIKIRAN DAN PERASAAN



Ketika saya mengatakan, “Ini mobil saya” maka yang saya maksudkan adalah “Ini mobil KEPUNYAAN saya”, bukan mobil si A, si B atau si C. Artinya, mobil ini dalam PENGUASAAN saya.

Terserah kepada saya mau saya apakan mobil ini. Yang penting mobil ini TIDAK MENGUASAI SAYA. Yang lebih penting lagi MOBIL ini BUKAN saya. Saya BUKAN mobil.

Hal yang sama, ketika saya mengatakan, “Ini PIKIRAN dan PERASAAN saya” maka yang dimaksud adalah “Ini pikiran KEPUNYAAN saya”, bukan pikiran si A, si B atau si C. Artinya, pikiran dan perasaan ini dalam PENGUASAAN saya.

Terserah kepada saya mau saya apakan pikiran dan perasaan ini. Yang penting pikiran dan perasaan ini TIDAK MENGUASAI SAYA. Yang lebih penting lagi PIKIRAN dan PERASAAN ini BUKAN saya.

Saya BUKAN PIKIRAN dan saya BUKAN pula PERASAAN, tetapi, PIKIRAN dan PERASAAN KEPUNYAAN SAYA.

Sayalah yang semestinya MENGUASAI PIKIRAN dan PERASAAN. SAYA TIDAK DIKUASAI oleh PIKIRAN dan PERASAAN.

Bertahun-tahun saya TERJEBAK dengan ANGGAPAN bahwa PIKIRAN dan PERASAAN adalah saya atau DIRI SAYA. Sehingga, bertahun-tahun pula saya DIKUASAI oleh PIKIRAN dan PERASAAN. Maka timbullah anggapan bahwa “SAYA PENING” atau “SAYA SEDIH”. Akhirnya, hanya KESUSAHAN yang saya alami. Padahal semestinya tidak begitu.

Setelah saya disadarkan oleh Yang Maha Mengetahui, saya dijadikanNya MEYAKINI bahwa saya adalah yang MENGAMATI PIKIRAN dan PERASAAN. Dan agar saya dapat MENGAMATI pikiran dan perasaan, maka saya mesti MEMBUAT JARAK antara SAYA dan PIKIRAN serta PERASAAN dengan cara MENDEKATI Sang AKU yang sebenarnya TIDAK BERJARAK dari saya.

Dengan adanya JARAK antara SAYA dan PIKIRAN serta PERASAAN, maka ada RUANG di dalam diri saya. Melalui RUANG ini saya diperlihatkan GERAK-GERIK pikiran dan perasaan. Dengan demikian saya dapat mengendalikan pikiran dan perasaan.

(Mulyadi Hasan, Bengkulu, 25 Januari 2016)

No comments:

Post a Comment