Tuesday, February 2, 2016

Inilah Dalilnya : Tabur Bunga Dan Menyiramkan Air ke Makam

 ๐ŸŒธ Tabur bunga dan menyiramkan air ke makam merupakan kebiasaan yg mendarah daging,tujuannya adalah agar tumbuh-tumbuhan yg segar tsb selama belum kering bisa mendoakan penghuni kubur,mengingat apa yg kita yakini bahwa segala sesuatu yg hidup didunia ini senantiasa melantunkan tasbih kepada Allah termasuk tumbuh-tumbuhan yg hijau dan segar.

๐ŸŒท Tabur bunga merupakan salah satu bentuk penafsiran thd hadits yg pernah disampaikan oleh Rasulullah. Tentunya tidak semua Ulama sepakat thd penafsiran tsb. Meski demikian, Ulama yg kurang sependapat dg praktek tabur bunga tdk pernah menyatakannya sebagai bidah terlarang. Mengapa demikian?karena terdapat dalil-dalil yg menunjukkan bahwa Rasulullah pernah melakukan hal tsb,demikian pula sahabat-sahabat Rasulullah. Karena itu,sungguh aneh jika ada seseorang yg mengikuti salaf,namun sedikitpun tidak memiliki akhlak yg dicontohkan salaf manakala terjadi perbedaan pendapat.

๐Ÿ“œ Dalam hadits shahih diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim,Sayyidina Abdullah Ibnu Abbas menyebutkan bahwa suatu hari Rasulullah bersama sejumlah sahabat melewati 2 makam. Pada saat itu Rasulullah bersabda:

ุฅู†ู‡ู…ุง ู„ูŠุนุฐุจุงู† ูˆู…ุง ูŠุนุฐุจุงู† ููŠ ูƒุจูŠุฑ،ุฃู…ุง ุฃุญุฏู‡ู…ุง ููƒุงู† ู„ุงูŠุณุชุชุฑ ู…ู† ุงู„ุจูˆู„،ูˆุฃู…ุง ุงู„ุขุฎุฑ ููƒุงู† ูŠู…ุดูŠ ุจุงู„ู†ู…ูŠู…ุฉ
"Kedua penghuni makam ini sesungguhnya sedang disiksa dan keduanya disiksa bukan karena dosa besar (dalam pandangan mereka). Penghuni makam yg satu semasa hidupnya ketika buang air kecil tidak menutupi dirinya sedangkan yg lainnya suka mengadu domba."
Kemudian Rasulullah mengambil sepotong pelepah daun kurma yg masih basah dan membaginya menjadi 2. Setelah itu beliau menanamnya pada setiap makam. Para sahabat lantas bertanya kepada beliau,"Wahai Rasulullah mengapa Engkau melakukan hal ini?"
Rasulullah pun menjawab:

ู„ุนู„ู‡ ูŠุฎูู ุนู†ู‡ู…ุง ู…ุงู„ู… ูŠูŠุจุณู†ุง
"Semoga Allah meringankan siksa keduanya selama kedua pelepah kurma tsb belum kering."(HR. Bukhori, Muslim,Tirmidzi,Nasai,Abu Dawud,Ibnu Majah dan Ahmad).

๐Ÿ“ Perbuatan Rasulullah ini dicontoh sahabat beliau Buraidah Al-Aslami. Sayyidina Buraidah sebagaimana disebutkan dalam shahih Bukhori bahkan berwasiat agar dimakamnya diletakkan dua pelepah kurma. Imam Bukhori menuliskan:

ูˆุฃูˆุตู‰ ุจุฑูŠุฏุฉ ุงู„ุฃุณู„ุงู… ุฃู† ูŠุฌุนู„ ููŠ ู‚ุจุฑู‡ ุฌุฑูŠุฏุชุงู†
"Buraidah berwasiat agar dikuburnya diletakkan dua pelepah kurma."

๐Ÿ“ข Menyimak sabda Nabi dan wasiat Buraidah diatas,maka sejumlah Ulama yg dapat dipercaya fatwanya mengizinkan dan menganjurkan tabur bunga. Khatib Asy-Syirbini,salah satu Ulama madzhab Syafii dalam kitabnya yg cukup populer, Mughnil Muntaj bahkan berkata:

ูˆูŠุณู† ุฃูŠุถุง ูˆุถุน ุงู„ุฌุฑูŠุฏ ุงู„ุฃุฎุถุฑ ุนู„ู‰ ุงู„ู‚ุจุฑ،ูˆูƒุฐุง ุงู„ุฑูŠุญุงู† ูˆู†ุญูˆู‡ ู…ู† ุงู„ุดูŠุก ุงู„ุฑุทุจ،ูˆู„ุง ูŠุญูˆุฒ ู„ู„ุบูŠุฑ ุฃุฎุฐู‡ ู…ู† ุนู„ู‰ ุงู„ู‚ุจุฑ ู‚ุจู„ ูŠุจุณู‡ ู„ุฃู† ุตุงุญุจู‡ ู„ู… ูŠุนุฑุถ ุนู†ู‡ ุฅู„ุง ุนู†ุฏ ูŠุจุณู‡،ู„ุฒูˆุงู„ ู†ูุนู‡ ุงู„ุฐูŠ ูƒุงู† ููŠู‡ ูˆู‚ุช ุฑุทูˆุจุชู‡ ูˆู‡ูˆ ุงู„ุฅุณุชุบูุงุฑ
"Dan disunnahkan untuk meletakkan pelapah kurma yg masih hijau diatas pusara,begitu juga wewangian dan sejenisnya yg berasal dari tumbuhan yg masih segar. Dan seseorang tidak boleh mengambil apa yg diletakkan diatas makam tsb sebelum kering,sebab pemiliknya tidak berpaling darinya kecuali setelah kering. Karena ketika kering,ia sudah tidak bermanfaat lagi,sementara ketika masih segar ia memohonkan ampun(bagi yg dimakamkan).

๐ŸŒบ Mengapa dipilih bunga-bunga yg segar? Karena selama masih segar ia berdzikir kepada Allah dan dzikirnya tsb bermanfaat bagi yg berada disekitarnya. Ketika mengomentari hadits mengenai pelepah kurma diatas, Imam Qurthubi dalam kitabnya Al-Jamiu Li Ahkamil Quran berkata:
"Sabda Rasulullah yg berbunyi,"Selama keduanya belum kering," merupakan sebuah petunjuk bahwa selama masih basah,keduanya bertasbih kepada Allah dan jika telah kering barulah menjadi mati. Wallahu A'lam."

๐Ÿšฟ Adapun menyiramkan air ke pusara dilakukan karena meneladani Nabi. Dalam kitab Al-Um karya Imam Syafii dan Sunanul Kubra karya Imam Baihaqi disebutkan:

ุฃู† ุงู„ู†ุจูŠ ุฑุด ุนู„ู‰ ู‚ุจุฑ ุฅุจุฑุงู‡ูŠู… ุงุจู†ู‡
"Sesungguhnya Nabi memercikkan air ke makam putra beliau yg bernama Ibrahim."

๐Ÿ“ƒ Diriwayatkan juga Amir bin Rabi'ah bahwa Rasulullah memerintahkan agar makam Utsman bin Madhum dipercikkan air diatas makamnya,hal ini tertulis dalam kitab Subulussalam karya Syaikh Muhammad bin Idris Asy-Syafii. Bahkan makam Rasulullah juga disiram dg air setelah pemakaman selesai sebagaiman tertulis dalam kitab Sunanul Kubra karya Imam Baihaqi bahwa Sayyididina Jabir bin Abdullah berkata:

ุฑุด ุนู„ู‰ ู‚ุจุฑ ุงู„ู†ุจูŠ ุงู„ู…ุงุกุฑุดุง،ู‚ุงู„:ูˆูƒุงู† ุงู„ุฐูŠ ุฑุด ุงู„ู…ุงุก ุนู„ู‰ ู‚ุจุฑู‡ ุจู„ุงู„ ุจู† ุฑุจุงุญ ุจู‚ุฑุจุฉ،ุจุฏุฃ ู…ู† ู‚ุจู„ ุฑุฃุณู‡ ู…ู† ุดู‚ู‡ ุงู„ุฃูŠู…ู† ุญุชู‰ ู†ุชู‡ู‰ ุฅู„ู‰ ุฑุฌู„ูŠู‡
"Makam Nabi disiram dengan air. Yang bertugas menyiram air tsb adalah Bilal bin Rabah dengan qirbah,dimulai dari arah kepala,dari sisi tubuh bagian kanan,hingga sampai kedua kaki beliau."

ูˆุงู„ู„ู‡ ุงุนู„ู…...
Dinukil dari buku "Inilah Dalilnya" oleh Habib Novel Alaydrus

๐Ÿ“š๐ŸŽ‹๐ŸŽ‹๐ŸŽ‹๐ŸŽ‹======๐ŸŽ‹๐ŸŽ‹๐ŸŽ‹๐ŸŽ‹๐Ÿ“š


No comments:

Post a Comment