Friday, February 12, 2016
HumOr Hikmah : Nasi Goleng
*Hari 1 *
Seseorang yang kebetulan cadel ingin membeli nasi goreng Pak Mamad yang mangkal di dekat rumahnya.
C : “Beli nasi goleng satu ya, Bang?!”
A : “Apa…?” (ngeledek)
C : “Nasi Goleng!”
A : “Apaan…?” (ngeledek lagi.)
C : “Nasi Goleng!!!”
A : “Ohh nasi goleng…”
Sambil ditertawakan oleh pembeli yang lain, Si Cadel memutuskan pulang dengan perasaan sangat kesal. Sesampainya di rumah, dia bertekad untuk berlatih mengucapkan “nasi goreng” dengan baik dan benar. Hingga akhirnya…
* Hari 2*
Dengan perasaan bangga, si cadel ingin menunjukkan bahwa dia bisa mengucapkan pesanan dengan tidak cadel lagi.
C : “Bang, saya mau beli NASI GORENG, bungkus!!!”
A : “Oke sip…pake apa?”
C : “Pake telol…” jawabnya sambil sedih.
Setelah Si Abang dan pembeli lainnya menertawakan, ia kembali pulang dan berlatih mengucapkan kata “telor” sampai benar. Lalu…
* Hari 3*
C : “Bang… beli NASI GORENG, pake TELOR!!! Bungkus!” (bernada mantap)
A : “Ceplok atau dadar?”
C : “dadal…” ia menjawab dengan spontan.. Lalu kembali bersedih.
Mau tak mau, ia kembali pulang dan berlatih dengan keras. Kemudian…
* Hari 4*
Bermodalkan empat hari berlatih lidah, hari ini dia yakin mampu memesan nasi goreng Si Abang tanpa ditertawakan.
C : “Bang… beli NASI GORENG, pake TELOR, diDADAR, satu bungkus !”
A : “Wuih, hebat kamu del ! udah nggak cadel lagi nich! Oke deh, harganya Rp.7500.”
Si Cadel menyerahkan uang Rp.8000 kepada Si Abang.
Lamaa ditunggu si Abang nggak mengembalikan sisanya, hingga Si Cadel pun bertanya:
C : “Bang, kembaliannya, Bang?”
A : “Oh iya! uang kamu Rp.8000, harganya Rp.7500. Jadi, kembalinya berapa, del ?” (senyum-senyum ngeledek)
Si cadel gugup juga untuk menjawabnya. Keringat dingin punv menyembul seketika tatkala ia melafalkan “LIMA LATUS” dalam hatinya. Tapi akhirnya secercah cahaya menerpa. Dengan lantang ia menjawab,
”GOPEK, Bang…!!!”
Usai menerima kembalian sebesar lima ratus, ia melenggang pulang dengan senyum penuh kemenangan.
๐ช๐ช๐ช๐ช๐ช Yes !!!!
Molal of the stoly:
“ Hidup adalah peljuangan, beljuanglahlah telus dan jangan mudah
‘menyelah’! Sebab, selalu ada cala kalau diilingi dg doa dan usaha…”
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment