Wacana SUFI ke-29
" Dalam segala situasi dan kondisi sifat-sifat kita ini, bagaimana bisa seperti sifatnya Allah, justru yang terjadi sifat kita ini kebalikannya.
Kalo aku sudah mengenal anugerahMu, aku penuh harap. Tetapi kalo aku sudah memandangMu, sungguh sudah tidak ada rasa takut, juga tidak ada rasa harap.
Harapan itu kan muncul karena belum nyata. Anda berharap mengimpikan sesuatu tentang masa depan, karena memang belum nyata, lalu diharapkan. Kalo sudah nyata, tentu harapan tidak akan ada.
Hal yang sama, ketakutan itu adalah sebuah ancaman yang belum nyata juga, “didepan nanti ada begini…. terus ada begitu…. seandainya ini…..”, pokoknya sudah membuat takut duluan. Tetapi kalo sudah nyata memandang Allah, ketakutan itu hilang semuanya. Kenapa? Bagaimana aku harus takut, kalo aku melihat DIA, pasti tidak ada ancaman dari DIA.
Ini seperti gambaran seorang sufi yang sering disampaikan:
“NERAKA kalo bersama ALLAH itu menjadi SURGA semua, tapi SURGA tanpa ALLAH menjadi NERAKA semua!”.
Makanya justru ketika kita memandang Sang Empunya Surga dan Sang Pencipta Neraka, harapan dan ketakutan akan sirna dengan sendirinya.
Inilah yang dialami oleh para Auliya dan para Wali yang disebutkan dalam Al Quran : “Ingatlah para wali-wali Allah itu tidak ada rasa takut dan gelisah!”, kenapa bisa seperti itu? Karena dia memandang dibalik segala-galanya ini ada DIA, yang dicintainya. "
[DR. KHM. Luqman Hakim | Masjid BANK INDONESIA Jakarta Pusat | 8 Jan 2014 - video menit ke 12:00]
No comments:
Post a Comment