Thursday, January 23, 2014

Mendidik Hati Hadir Dihadapan Allah


Wacana SUFI ke-43

" Seputar dzikrullah yaitu manusia berdzikir terbagi dalam tiga tipikal :
1. Kalangan Publik, umumnya orang berdzikir, dia berharap dengan dzikir bisa mengambil faedah sebagai bentuk permulaan untuk proses-proses tazkiyatun nufus, membersihkan jiwa dan menyucikan hati. 
2. Kalangan Khusus yaitu kalangan para Ulama, berdzikir dalam upaya untuk merespon ketentuan-ketentuan dari Allah Swt. 
3. Kalangan Lebih Khusus lagi, berdzikir sebagai akibat dari limpahan-limpahan hidayah dari Allah, supaya bisa terus-menerus waspada kepada Allah. Kadang kewaspadaan kepada Allah itu menghilang dari diri kita sendiri, sehingga sebenarnya kita sendiri memjadi lupa atau alpa bahwa Allah itu Maha Waspada kepada kita. 
Berdzikir umumnya untuk proses penyucian dan pembersihan, biasanya dilatih dengan dzikir nafi dan isbat, maksudnya dzikir yang diawali dengan nafi dan diakhiri dengan isbat yaitu LAAILAHAILLAH. Ketika orang menyebut tidak ada Tuhan, itu berarti seluruh asma', sifat dan semuanya tidak ada kecuali hanya Allah. 
Bahkan kemudian dalam praktek-praktek melatih dzikrullah, sejumlah thoriqoh memiliki metode proses pendidikan penyucian dibalik dzikir, sedikit berbeda-beda walaupun tujuannya sama. Itu semua adalah metode-metode yang sesungguhnya berguna untuk mendidik proses hati kita supaya hudhur, hadir betul diri kita di hadapan Allah. 
Betapa banyak orang berdzikir tetapi sesungguhnya tidak pernah hadir di depan Al-Madzkur yang kita dzikiri! "  
[DR. KHM. Luqman Hakim | Masjid BANK INDONESIA Jakarta Pusat | 11 Desember 2013 - video menit ke 00:00]

No comments:

Post a Comment