Wacana SUFI ke-40
" Biasanya seseorang ketika i’timad kepada Allah, akan mulai muncul tahap berikutnya yaitu keinginan untuk memasuki alam tajrid.
Begitu dia menggantungkan dan mengandalkan Allah, dia lalu berfikir kalo begitu dunia yang penuh dengan masalah, problem, dan macam-macam ini, kata dia “lebih bagus aku tinggalkan, hanya untuk Allah saja hidupku”. Ini namnya keinginan memasuki alam tajrid, padahal Allah masih memposisikan dia di wilayah asbab.
Wilayah asbab adalah wilayah yang berhubungan dengan sebab akibat duniawi ini. Bahwa Allah memposisikan seseorang masih di wilayah logika, misalnya kalo saya mau makan, saya harus masak, harus belanja di pasar, harus bekerja supaya dapat uang, itu namanya wilayah asbab, ada logika sebab akibat. Tapi dia ngotot memasuki wilayah tajrid, wilayah yang segala-galanya sudah serba Allah saja. Keinginan seperti itu, termasuk syahwat nafsu tersembunyi.
Kenapa disebut ‘nafsu tersembunyi’? karena sesungguhnya dia memaksa diri untuk memasuki wilayah tajrid tadi, bukan semata-mata memang kepada Allah. Dia hanya kepingin bebas dari beban, tanggungjawab di dunia. Padahal dia harus menghidupi keluarga, dia harus bekerja, dia harus berhubungan dengan publik, nah ini semua wilayah asbab.
Dikarenakan di wilayah asbab tadi banyak masalah, dia kepingin membebaskan beban itu dengan cara “saya mau ke Allah saja, biar ga ada masalah!". Termasuk misalnya kenginannya “saya mau bertarekat nih”, berikutnya ditanya kenapa anda mau bertarekat?, “biar ga ada masalah!”, apakah tujuanmu hanya itu? “ya!”.
Keinginan seperti ini namanya nafsu tersembunyi! "
[DR. KHM. Luqman Hakim | Masjid GUSDUR Ciganjur, Jakarta Selatan | 6 Jan 2014 - video menit ke 02:47]
No comments:
Post a Comment