Thursday, January 16, 2014

Memakai Penilaian Tuhan

Wacana SUFI ke-33

" Ya Tuhanku, betapa taat yang sudah aku tegakkan selama bertahun-tahun, memperlihatkan hasil-hasilnya, prestasi-prestasi amalku dan perubahan-perubahannya, serta sebuah perilaku diriku untuk terus-menerus mempertahankan supaya lebih baik setiap waktu. Ternyata seluruh i'timad ku, taatku, perilaku-ku dan batinku menjadi roboh, runtuh dan hancur ketika aku memandang keadilanMU.
Jadi seluruh taat, iman kita, itu semuanya tidak berarti apa-apa di hadapan keadilan Tuhan! Begitu keadilan Tuhan terwujud muncul di depan kita, yang tampak pada diri kita "lho rupanya kita ini kosong, bodoh, salah, cacat, dst", kalo dinilai dengan keadilan Tuhan. 
Selama ini kita nilai diri sendiri "wah saya sudah baik, sudah taat", padahal itu kan menurut penilaian kita, bukan penilaiannya Tuhan. Coba kalo memakai penilaian Tuhan melalui keadilanNya, habis diri kita ini, tidak beres semua! Jadi seluruh prestasi kita, mulai lahir sampai sekarang, jatuh berantakan. 
Tetapi hal ini membuat kita berpindah menjadi memandang anugerahMu, Tuhan! dan anugerah tersebut isinya hanya dua hal yaitu fadhol dan rahmatnya Allah. Ketika memandang anugerahNya, terlihat itu semua sesungguhnya Engkau yang bekerja, yang bergerak, yang memberi. 
Makanya setiap proses yang kita lakukan dibalik kebaikan, ibadah dan amaliah apapun, kita harus melihat semua ini adalah anugerah Allah yang sedang hidup bergerak, bukan upaya kita, dan amaliyah perjuangan kita. 
Nah kalo sudah begitu terus bagaimana? kita ini melakukannya harus dengan tasyakuron, alhamdulillah..... alhamdulillah..... alhamdulillah saja akhirnya. "
[DR. KHM. Luqman Hakim | Masjid BANK INDONESIA Jakarta Pusat | 8 Januari 2014 - video menit ke 23:25]

No comments:

Post a Comment