Thursday, December 10, 2015

Menjaga kemurnian Hati saat berdoa



Menjaga kemurnian Hati saat berdoa


Yang dibutuhkan seorang pendoa untuk mustajab doanya adalah kemurnian hati. Sistem rasa hati terdiri dari berbagai elemen kesadaran positif dan negatif. Ketika kesadaran masih negatif, yakni Anda masih berambisi dengan keinginan menggebu, maka hati memancarkan daya kemurnian sangat lemah, yang menguat justru pancaran nafsu.

Ketika nafsu terpancar kuat, kemurnian hati terganggu sistemnya.
Karena ini pendoa dianjurkan khusyuk dalam doa, karena dengan khusyuk, pendoa mudah menemukan kemurniaan hatinya sebab terkonsentrasi. Pendoa juga supaya ikhlas, karena ikhlas artinya murni dari gangguan sistem keinginan nafsu.

Dalam kemurnian hati, ia mudah menyatu dengan hati nuraninya, tanpa gangguan nafsu. Ketika rasa dengan keinginan telah menjadi satu dalam kemurnian termurni, semesta baru merespons doa Anda.

Ambisius, nafsu menggebu, berkeinginan kuat, bergelora, itu semua sulit tercapai karena pada saat kondisi emosi yang demikian, yang memanjatkan doa adalah nafsu bukan hati yang murni. Karena ini seorang yang sedang berkeinginan kuat justru hasil makin menjauh.

Thama' (menginginkan) justru menjadi penghalang keberuntungan, karena emosi thama' yang terpancar justru nafsu menggebu.
Berkali-kali sesuatu yang saya telah lupa dan tidak menginginkannya lagi justru datang, padahal ketika saya kejar justru tidak ketemu.

Untuk itu, bagi Anda yang sedang diterpa susah, diterpa ujian, diterpa penyakit, jika Anda ingin segera rampung, mulailah dari saat ini untuk "tidak menginginkan" segera tuntas, segera keluar, segera sembuh.

Karena tanpa disadari, ketika menginginkan segera tuntas, tentu muncul nafsu, makin kuat keinginannya makin kuat pula pancaran nafsu, ketidakmurniaan hati pada doa makin terpancar kuat. Tuhan menerima pancaran Anda yang bernafsu menggebu tentu muak, karena Dia pusat kemurnian hati.

Namun ketika tidak menginginkannya, tentu tiada nafsu, kemurniaan hati terjaga. Kuncinya bagaimana berharap sesuatu namun tanpa nafsu menginginkannya.

Contoh kasus semakin tidak menginginkan Z dan A, maka malah Z dan A mendatangi; semakin tidak menginginkan duit banyak misalnya, kok ya malah dilimpahi duit.

Inilah fenomena hidup dan kenyataan. Tentu tidak menginginkannya, harus benar-benar dalam kesadaran yang menguasai segenap pemikiran, panca indera, dan hati atau sukmanya. Bukan sekedar pura-pura tidak menginginkan.

Karena ini Tuhan dalam suatu hadits Qudsī mempersilakan dunia untuk melayani orang-orang yang melayani Dia, dan Dia memerintahkan dunia untuk memperbudak orang yang melayani dunia.

Karena hakikatnya para pengejar keinginan adalah orang-orang yang sistem tubuhnya terkontaminasi dari kemurnian doa.

Lalu bagaimana meraih keinginan dengan cepat? Jawabnya dengan "tidak menginginkan".

Berserahlah pada Tuhan dengan hening, suwung, pasrah, kosong. Anda ada keinginan itu jelas ada, tapi jangan menggebu-gebu. Makin kecil frekuensi mengebunya, makin dekat dengan ijabah. Jika bisa kosong sama sekali, segalanya datang sendiri

# Muhammad Nurul Banan

1 comment:

  1. Tulung mas, aja gawa logika tok. Tulisane njenengan diwaca wong akih. Lengkapi dengan syurutul ijabah. Dan bagaimana maksud ijabah allah yang sebenarnya.
    Mpun katah lho wong komplain tulisan2ne njenengan.

    ReplyDelete