Tuesday, December 15, 2015

Puisi Salik ke-5 : Kayu Bakar



Puisi Pejalan Ruhani

Aku bukanlah penyair yang ulung.
Bukan juga pujangga peyingkap selubung.
Hanya sedikit mengajak merenung.
Dengan dongengku yang agak bingung.

~Kayu Bakar~

Ini hanya sebuah kisah Cinta
Yang mungkin tak bermakna
Antara kayu kepada sang api
Begitu sulit untuk kumengerti

Ketika kayu dikenalkan pada api
Wajahnya merona penuh seri
Entahlah, ia langsung jatuh hati
Berusaha untuk lebih mengenali

Tanpa letih dan rasa jemu
Bertekat kuat untuk bertemu
Mulailah ia berjalan menuju
Dengan semangat menggebu

Namun, tak ada jalan untuk menuju
Selain menyelam ke dalam tungku
Mengorbankan segala sesuatu
Agar terlepas dari belenggu

Tibalah waktu yang ditunggu
Ia pun tersenyum sipu
Tebakar oleh api rindu
Pada sang pujaan Qalbu

Menikmati dengan ikhlas dan sabar
Dalam lautan tungku yang berkobar
Tubuhnya hangus terbakar
Jilatan api pun rata mengakar

O indahnya penyatuan
Tak bisa ku bayangkan
Hangus sirna kediriannya
Muncul sinar merah membara

Tecapailah tujuannya
Menjelma Bara!

Ketika melihat bara, aku bagai orang buta. Tak tahu mana api, dan mana kayunya; Namun yang berkilauan itu sinar apinya. Cobalah untuk membedakannya.

#Mats_Jawi,

No comments:

Post a Comment