Friday, December 18, 2015

Rahasia sampainya ilmu pada pendengar



Rahasia sampainya ilmu pada pendengar

الْعِبَا رَتُ قُوْتٌ لِعَا ئِلَةِ الْمُسْتَمِعِيْنَ , وَلَيْسَ لَكَ إِلَّا مَا أَنْتَ لَهُ آ كِلٌ.

Ibarat (kata kata) itu sebagai makanan bagi pendengar yang berhajat dan membutuhkannya, dan engkau tidak mendapat apa apa dari padanya kecuali yang engkau makan.

        Bagaimanapun aneka warnanya hidangan, maka yang berguna bagi tiap orang hanya yang dimakannya, dan masing-masing makan kesukaannya, memliih yang dimengertinya.

    Terjadi ada tiga orang sama-sama mendengar suara yang berkata : Ya sa’tara birri maka masing-masing menerima kalimat itu sendiri-sendiri. Yang satu berkata : Saya telah mendengar suara itu berkata : Is’a tarra birri. Berusalah niscaya engkau akan melihat (mendapat) kurnia pemberianKu. Yang kedua berkata : Saya telah mendengar : Assa’atatara birri : Pada saat itu juga engkau akan mendapat (melihat) kurnia pemberianKu. Yang ketiga berkata : Saya telah mendengar : Ma ausa’a biri : Alangkah luasnya kurnia pemberianKu.

    Muhyiddin (Muhammad) bin Al Araby ra berkata : Pada suatu hari kami mendapat undangan dari teman di Zuqaqil qanadil di mesir, tiba-tiba di situ bertemu dengan guru-guru, dan setelah hidangan dikeluarkan, di situ ada suatu wadah dipakai untuk tempat kencing, tetapi karena sudah tidak terpakai lagi, maka dipakai juga untuk tempat makanan, maka setelah selesai orang-orang makan, tiba-tiba wadah itu berkata : Karena kini saya telah mendapat kehormatan dari Allah untuk tempat mekanan guru-guru ini maka sejak kini saya tidak rela untuk dipakai tempat kotoran, kemudian ia belah dua. Syaikh Muhyiddin bertanya kepada hadirin : Apakah yang kamu telah dengar? Jawab mereka : Ya, kami mendengar ia berkata : Sejak saya dipakai tempat makanan untuk guru-guru, maka saya tidak mau menjadi tempat kotoran lagi. Berkata Muhyiddin : Tidak begitu katanya. Bertanya para hadirin : Lalu berkata apa? Jawab Muhyiddin : Demikian pula hatimu setelah mendapat kehormatan dari Allah dijadikan tempat iman, maka janganlah rela ditempati najis-najis, syirik, maksiat dan cinta dunia.

No comments:

Post a Comment