Friday, December 4, 2015
Lebih enak BERGAUL dengan Gusti Allah, dibanding bergaul dengan Manusia
Nutrisi Ruhani pagi
Santun Menyejukkan
๐ฃ๐๐ ๐๐ซ๐๐ข
Wacana SUFI ke-105
~Lebih enak BERGAUL dengan Gusti Allah, dibanding bergaul dengan Manusia~
" Orang kalau hanya mengandalkan amalan ibadahnya saja, tidak menjaga pergaulan baik dengan sesamanya, itu kata Kanjeng Nabi SAW bisa menjadi bangkrut.
Hal ini karena akan habis semua pahalanya, buat menggantikan kesalahan-kesalahannya kepada orang lain.
Kalau pahala amalan baiknya sudah habis semua, terus bagaimana jika masih ada yang menuntut?
Maka, dosa keburukan orang yang menuntut, bakal diberikan kepada orang yang telah habis pahala kebajikannya tersebut.
Akhirnya saya berpikir, bergaul dengan Gusti Allah itu lebih enak, jika dibandingkan bergaul dengan manusia lain.
Gusti Allah itu akan menghapus dosa-dosa kita sebelumnya, misalnya dengan berpuasa, shalat tarawih dan witir, istighfar.
Menggandeng tangan istri, itu juga bisa merontokkan dosa dari sela-sela jarinya.
Belum memohon ampunan, sekedar menyesal saja, itu juga bisa menghapus dosa-dosa.
Dawuh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Penyesalan adalah taubat”
(HR. Ibnu Majah)
MasyaAllah.......
Lembaga pengampunannya Gusti Allah itu banyak sekali.
Malah Kanjeng Rosul SAW mengajarkan kepada kita, kamu kalau berbuat dosa, tutupi dengan amalan baik, yang akan menghapus dosa tersebut.
“Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada, ikutilah kejelekan dengan kebaikan yang menghapusnya dan pergauli manusia dengan etika yang mulia”
(HR Al Tirmidzi dan Ahmad)
Malah ada dawuh Kanjeng Rasul SAW, seumpama seluruh manusia di alam dunia ini yang berjumlah kurang lebih 6Milyar, kok baik semua, tidak ada yang berdosa sama sekali, itu malah akan disikat semua oleh Gusti Allah, digantikan oleh manusia-manusia yang berbuat dosa.
َูุงَّูุฐِู َْููุณِู ุจَِูุฏِِู َْูู َูู ْ ุชُุฐِْูุจُูุง َูุฐََูุจَ ุงَُّููู ุจُِูู ْ ََููุฌَุงุกَ ุจَِْููู ٍ ُูุฐِْูุจَُูู ََููุณْุชَุบِْูุฑَُูู ุงََّููู ََููุบِْูุฑُ َُููู ْ
“Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, seandainya kalian tidak pernah berbuat dosa, niscaya Allah akan mengganti kalian dengan mendatangkan suatu kaum yang kemudian kaum tersebut berbuat dosa, kemudian mereka meminta ampun kepada Allah, dan Allah akan mengampuni mereka”
(HR. Muslim)
Hal itu karena hobinya Gusti Allah adalah mengampuni.
Sampeyan kalau punya salah dengan orang, trus sekali minta maaf.
"mas mohon maaf"
"ya, saya maafkan, tapi jangan diulangi"
Kemudian anda ulangi lagi berbuat salah kepadanya, dan minta maaf lagi yang kedua.
Jawaban dia pasti, “kan sudah dibilang jangan diulangi, lha kok diulangi lagi bersalah sih”.
Memang berat dan susah dengan manusia, lebih enak bergaul dengan Gusti Allah.
Tetapi diri kita ini aneh, dengan Gusti Allah yang “gampangan” itu malah "petentengan".
Sebaliknya, dengan manusia yang mudah sensitif, malah sembarangan.
Ini kan terbalik sebetulnya.
Kita suka marah-marah ke orang lain. Misal ketika ada yang kiblatnya melenceng dikit.
Kenapa kita yang marah? padahal yang punya kiblat sembahyang itu kan Gusti Allah.
Haknya Gusti Allah, ga perlu kita marah-marah.
Dikira Gusti Allah itu seperti dirinya, yang suka main kampleng, ketika ada yang salah sedikit.
Ini tandanya dia tidak kenal Gusti Allah sama sekali.
Padahal Gusti Allah itu gampangan.
Gusti Allah itu tahu kemampuan dan kesanggupan setiap hambaNya.
ُْูู َูุง ุนِุจَุงุฏَِู ุงَّูุฐَِูู ุฃَุณْุฑَُููุง ุนََูู ุฃَُْููุณِِูู ْ َูุง ุชََْููุทُูุง ู ِْู ุฑَุญْู َุฉِ ุงَِّููู ุฅَِّู ุงََّููู َูุบِْูุฑُ ุงูุฐُُّููุจَ ุฌَู ِูุนًุง ุฅَُِّูู َُูู ุงْูุบَُููุฑُ ุงูุฑَّุญِูู ُ
“Katakanlah, wahai para hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri-diri mereka sendiri, Janganlah kalian putus asa terhadap rahmat dari Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni seluruh dosa, sungguh Dialah Dzat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Az Zumar : 53)
Tidak usah marah-marah mengatasnamakan Gusti Allah yang gampangan, yang hobinya mengampuni.
Sementara dengan manusia yang susah dan sensitive, dia malah sembrono. Itu sangat salah.
Idealnya, dengan Gusti Allah tidak sembrono dan dengan sesamanya juga tidak sembrono.
Ini yang namanya Soleh.
Soleh itu orang yang baik kepada Gusti Allah, dan juga baik dengan hambaNya Gusti Allah.
Kalau Gusti Allah itu mudah sekali mengampuni.
Sedangkan manusia biasanya menunggu setahun sekali, yaitu saat Halal biHalal Idul Fitri.
Seandainya tidak ada momen Halal biHalal, warisan budaya dari para sesepuh ulama kita, mungkin tidak akan pernah saling maaf memaafkan. "
[Mbah Yai GusMus | Tabligh Akbar Keluarga Besar Romuna, Kudus | 1 Sep 2012]
SIRR-SUFI Islam Ramah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment