Wednesday, January 20, 2016

Persepsi kehidupan

 
Apakah orang yang minum kopi di Starbuck sedang benar2 mengetahui & menikmati kelebihan rasa kopi ☕ini?

Belum tentu. Bisa jadi ia hanya sekedar menikmati rasa kelebihan uang. Karena ia bukan barista.

Apakah kalau saya berzikir๐Ÿ‘ณ๐Ÿป itu sedang mengagungkan asma Alloh?

Belum tentu. Bisa jadi saya sedang katarsis melampiaskan kekesalan-kekesalan hidup lewat tehnik repetisi kalimat. Keagungan saya, yang Akbar bagi saya adalah masalah saya. Bukan Alloh.

Apakah yang kita baca di media mainstream๐Ÿ“๐Ÿ“ƒ๐Ÿ“‘ itu benar2  teroris? Belum tentu. Sebab sudah ada kesepakatan tak tertulis teman2 wartawan bahwa kapan seseorang harus dipahlawankan atau diteroriskan.

Dan kita hidup selalu dipengaruhi persepepsi-persepsi tanpa memegang teguh petunjuk yang jelas. Tandanya, kita masih mudah gupuh, bingung, heran dan takjub atas fenomena2 yang terjadi. Baik fenomena gaib maupun rasional.

Padahal hal2 seperti ini sudah ada sejak Adam. Semuanya dimaktubkan dalam ketetapan hidup, alias kitaba. Sempurnanya ada di kitab Al Quran. Be'e lho yo๐Ÿ˜„๐Ÿ˜„๐Ÿ˜„

No comments:

Post a Comment