Friday, January 29, 2016
Aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah adalah aqidah penduduk surga....
Imam al-Bukhari menuturkan dalam kitab shahihnya :
باب : العلم قبل القول والعمل
قال الله تعالى : فاعلم انه لا اله الا الله واستغفر لذنبك وللمؤمنين والمؤمنات
(Q.S. Muhammad 47 : 19).
* Dlm ayat tsb disebutkan terlebih dahulu ilmu sebelum beramal, dikarenakan beberapa hal, diantaranya :
- Istighfar termasuk perbuatan lidah (amal lisan),
- adapun ilmu termasuk perbuatan hati (amal hati; amal qalbi),
- amal-ibadah yg dikerjakan seseorang itu tidaklah diterima (oleh Allah) tanpa ilmu (laa yuqbalu 'amalun illa bi 'ilm),
- dan ilmu utk mengenal Allah (ma'rifat kpd Allah, sebagaimana diwajibkan), mengenal Rasul-Nya (ma'rifat; beriman kpd Rasul-Nya, nabi Muhammad) dan mengetahui perkara2 ilmu agama (hukum2 halal, haram dan lainnya) adalah termasuk perkara prinsip dasar agama (asaas ad-diin).
🌑 Menurut para ulama' Ahlussunnah wal Jama'ah, makna tawhid adalah :
* menetapkan Dzat/Hakikat; Itsbaat adz-Dzaat, yaitu keyakinan bahwa Allah ta'ala ada dengan menafikan arah (bi nafyi al-jihah); artinya Allah ada tanpa arah manapun (maha suci Allah dari arah atas-bawah, kanan-kiri, depan dan belakang), tanpa tempat, bukan jism sama sekali dan Dia tidak menyerupai sesuatupun dari makhluk-Nya, baik dr satu segi maupun semua segi.
* dan menetapkan sifat-sifat-Nya (wa itsbaat ash-shifaat) dengan menafikan serupaan bagi-Nya (bi nafyi at-tasybiih), artinya Allah memiliki sifat-sifat yang tidak menyerupai sifat-sifat makhluk.
😊 Demikian penuturan Syekh Ibnu ash-Shabbagh, w. 612 H yg dinukil oleh Syekh Khalil bin Aybak ash-Shafadi, w. 764 H dlm kitab al-Wafi li al-Wafayat, juz 21.
* Maka, janganlah berkata : duduk, bersemayam/ menetap pada sesuatu, bertempat, naik, turun, dihadapan, menghadap, berjumpa, berkumpul, di sisi, bertemu dan semacamnya dari pada sifat2 makhluk untuk ditujukan kpd Allah....
⭕ Kata bersemayam; menetap/bertempat di atas sesuatu, duduk, naik, turun, sisi-sisi, bentuk/ukuran, batasan, bertemu, menghadap, berjumpa, berhadapan dan semacamnya itu tidak ditujukan kpd Allah, sebab Allah maha suci dari segala sifat benda/jism; Allaah mawjuud bilaa kayf, Allah maha suci dari zaman/masa, maha suci dari arah manapun dan maha suci dari tempat.
🔵 Allaah mawjuud, bilaa kayf, wa laa makaan....
(Allah ada, ada-Nya tanpa disifati dengan sifat2 makhluk, ada-Nya tanpa tempat). Inilah keyakinan seluruh ummat Islam, baik di masa salaf maupun masa2 setelahnya hingga masa ini.
🌑 Maha suci Allah dari arah yang enam (atas, bawah, kanan, kiri, depan dan belakang). Inilah Aqidah Ahlussunnah wal-Jama'ah yg telah sepakati yang juga telah menjadi konsensus (ijma') ulama' Islam dan diyakini kaum muslimin seluruhnya, baik kalangan salaf (masa shahabat nabi, tabi'in dan tabi'it tabi'in), sebagaimana penuturan para ulama' Ahlussunnah wal Jama'ah, diantaranya dinukil oleh Imam Abu Ja'far ath-Thahawi dlm matn aqidah ath-Thahawiyah, maupun i'tiqad kalangan khalaf (dari abad 4 H hingga abad ini)
* Aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah adalah aqidah penduduk surga....
🔵...فعقيدة اهل السنة والجماعة هي عقيدة اهل الجنة...
* Inilah aqidah para ulama' Nusantara zaman dahulu yang berda'wah, beberapa abad yg lalu ketika berda'wah; menyebarluaskan agama Islam di negeri kita ini.
🔵....اهل السنة والجماعة هم المشايخ القدماء
الذين نشروا الاسلام في هذه البلاد [اندونيسيا].
* Para wali songo yang menyebar luaskan agama Islam di Indonesia, mereka semua beraqidah Ahlussunnah....
🔵....الاولياء التسعة حين نشروا الاسلام في هذه البلاد،
كانوا على عقيدة اهل السنة ....،
* maka barangsiapa yang berkeyakinan bahwa Allah berupa jism/benda atau berkeyakinan bahwa Allah bertempat atau berkeyakinan bahwa Allah berada di arah atas, maka ia tidak mengenal Allah (ghayru 'aarifin billaah) dan ia bukanlah seorang muslim (laysa bi muslim)...
🔵....فمن اعتقد ان الله جسم او ان له مكان او ان
الله تعالى في جهة فوق فهو غير عارف بالله وليس بمسلم
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment