Thursday, January 28, 2016
Berhati-hati dalam berucap dan tindakan
Sekarang zaman fitnah merajalela di semua elemen...jangan lepas dari ulama salaf kita...ikuti manhaj mereka...tetap istiqomah pada prinsip dan thariqah mereka...
Jika ada org yang dipandang alim membuat statmen musykil, kita serahkan pada para alim lainnya. Mereka lebih tahu dan paham cara dan adab menyikapinya...
Al-Imam Ahmad bin Zain al-Habsyi mengatakan :
العالم اذا تكلم بما يعلم صحته باطنا في نفس الامر وكونه في معنى ما يقول على بصيرة من امره فهو في نفسه صادق ولكنه أخطأ من حيث تلفظه بما يوهم اشكالا وان لم يكن عنده هو ذالك اشكال ولكنه يوقع الشبهة عند غيره فيعصي بنطقه بذالك ويمنع من التلفظ وان كان يعلم صحة ما يقول. ومن انكر عليه تلفظه فلا بأس على المنكر وان ادّعى القائل أنّ مرادي كذا فيقال له : لما لا عبّرتَ عما يصح النطق بخ شرعا ؟ ولا حكم لنا الا على ما تكلمت لا على ما أضمرتَ. انتهى من قرة العين
“ Jika seorang ulama mengatakan sesuatu yang ia ketahui kesahihannya secara batin pada perkara tersebut dan bermaksud makna yang ia katakan dalam hatinya, maka ia benar secara pribadi, akan tetapi ia salah dari sisi pengucapannya yang mengakibatkan kemusykilan (kebingungan/kerumitan) meskipun baginya tidak musykil. Ucapannya itu menorehkan kesyubhatan (kesamaran) bagi yang lainnya, maka ia telah berdosa sebab ucapannya yang demikian itu dan ia berhak untuk dilarang berbicara, meskipun ia mengetahui kebenaran apa yang ia ucapkan. Dan siapa saja yang mengingkari ucapannya itu, maka tidaklah mengapa bagi yang mengingkarinya. Dan jika sipengucap itu berdalih bahwa maksud ucapannya itu adalah begini begitu, maka jawaban untuknya adalah, “ Kenapa tidak engkau ucapkan yang sepatutnya diucapkan secara syar’an (ucapan yang benar dan sepatutnya) ? maka kami tidaklah menilainya kecuali pada apa yang engkau ucapkan bukan pada apa yang engkau maksudkan dalam hati “.
(al-Manhaj as-Saawi, Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith : 321-322)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment