Friday, January 22, 2016

Materi Diri


Dlm hidup manusia berupaya utk melengkapi kebutuhan sehari-hari. Baik kebutuhan jangka pendek, saat ini, maupun kebutuhan jangka panjang, masa depan. Seseorang merasa nyaman dan tenang bila kebutuhan hidupnya tercukupi. Kebutuhan yg paling dikejar seseorang adalah kebutuhan materi. Sedangkan kebutuhan spiritual diraih setelah kebutuhan materi tercukupi. Tentu, semua yg berhubungan dgn kebutuhan dapat dicapai melalui materi. Pertanyaannya adalah, apakah sebegitu besar peran materi dlm hidup manusia ? Tentu. Manusia tdk bisa beraktivitas tanpa adanya materi. Materi dlm hidup ini bukan segalanya. Namun segala-galanya butuh materi. Kita ingin pergi ke suatu tempat butuh dana. Harus ada materi yg dikeluarkan. Baik berupa uang, maupun kendaraan. Menuntut ilmu juga butuh materi, biaya. Namun, semua itu jangan mengikat. Materi jgn dijadikan tujuan. Materi hanya sebagai sarana. Jika materi kita jadikan tujuan hidup, maka kita akan mengalami keterbatasan dlm mencapainya. Krn mengejar materi tdk ada habisnya.

Apa yg kita dapati skg hrs disyukuri. Hrs dinikmati. Materi yg kita miliki tdk diukur dari banyak sedikitnya. Tetapi dilihat dari segi manfaatnya. Seseorang yg mengumpulkan harta bendanya, atau menyimpan uangnya di Bank, sebenarnya itu bukan miliknya. Harta yg benar-benar miliknya adalah harta yg telah ia gunakan. Orang yg menyimpan uangnya berarti ia menyimpan uang yg belum tentu jadi miliknya. Krn bisa jadi ia tdk bisa menikmati uang itu. Bila ia sakit, atau terkena musibah, maka orang lainlah yg akan menikmatinya.

Harta benda berupa materi apapun yg benar-benar milik kita adalah yg telah kita pergunakan. Maka, nikmatilah semua materi yg ada pada kita. Menikmati harta benda yg kita miliki bukan berarti melakukan pemborosan. Kita tdk melarang orang lain menyimpan atau menabungkan uangnya di Bank. Silahkan simpan harta yg kita miliki dimanapun. Namun jika kita bicara harta yg benar-benar milik kita, tentu saja harta yg telah kita gunakan. Harta yg belum kita gunakan bisa jadi nantinya milik orang lain. Mengaku kaya, boleh-boleh saja. Mengaku memiliki, tdk ada yg larang. Tetapi semua itu hanya pengakuan. Hanya ngaku-ngaku saja bahwa itu milik kita. Kita sebenarnya tdk memiliki apapun didunia ini. Semua yg kita miliki hanya fatamorgana. Palsu belaka. Krn semuanya akan kita tinggalkan. Yg benar-benar kita bawa adalah harta yg telah kita gunakan dijalan Tuhan. Harta benda yg kita gunakan dijalan Tuhan itu bukan harta yg kita sedekahkan atau kita amalkan kpd fakir miskin. Itu adalah hartanya mereka juga. Hanya saja harta buat mereka itu dititipkan melalui upaya kita.

Harta benda yg selalu kita bawa dan terus kita bawa adalah diri kita. Mata, telinga, mulut, hidung, pikiran, semuanya adalah harta benda yg kita miliki. Jika semua itu kita gunakan dijalan Tuhan, maka itulah harta kita yg abadi. Sebaliknya, jika semua yg kita miliki itu kita bawa pd jalan kemaksiatan, maka hakikatnya kita telah membuang harta yg kita miliki dgn sia-sia. Pemborosan. Alias mubazir. Harta seperti itu sama sekali tdk berguna. Dan harta seperti itu tdk perlu kita bawa lagi. Tuhan akan menjamin orang-orang yg membelanjakan hartanya dijalan Tuhan, dgn jaminan hidup bahagia dunia akhirat.
Tentu harta benda yg dimaksud adalah diri kita. Diri kita yg kita gunakan utk menuntut ilmu. Ilmu yg kita tuntut tentu saja ilmu keTuhanan. Ilmu belajar tentang Tuhan (Makrifatullah).

Hakikatnya saat kita lahir ke dunia ini, kita sudah menjadi kaya. Kita telah memiliki harta diri yg paling berharga. Namun harta itu tdk akan berguna bila tdk gunakan dijalan Tuhan. Sedangkan orang yg miskin itu bukan orang yg tdk memiliki harta benda. Tetapi orang yg tdk bisa menggunakan potensi yg ada pd dirinya. Diri kita merupakan harta yg paling berharga dlm hidup. Melebihi materi apapun juga. Namun terkadang banyak orang yg tdk bisa menghargai dirinya sendiri. Dgn cara menghambat dirinya utk berkreasi. Hidup seseorang tdk akan hancur bila dirinya difitnah, dicerca, dimusuhi, dan dibunuh. Ia akan hancur bila tdk diberi kesempatan utk berkreasi. Ketika Tuhan menciptakan Adam, Tuhan mengajarkan kpd Adam ilmu pengetahuan yg tdk diberikan kpd malaikat dan iblis. Dgn bekal ilmu pengetahuan tersebut, Adam sukses menjadikan dirinya berharga.

Diri kita adalah sumber pengetahuan. Sekecil apapun diri yg kita miliki, itu merupakan harta yg paling besar yg kita punya. Krn dari yg paling kecil itulah kita bisa menciptakan pengetahuan yg banyak. Manusia hanyalah seonggok daging jika ia tdk memiliki ilmu pengetahuan. Dan ilmu yg paling tinggi adalah ilmu mengenal Tuhan (Makrifatullah). Jika seseorang telah mengenal Tuhan, hakikatnya ia telah mengenal seluruh yg diciptakan oleh Tuhan. Baik yg ada diluar dirinya, maupun yg ada pd dirinya. Tentu, ilmu lebih berharga dari harta sebanyak apapun. Krn dgn ilmu kita bisa menjadikan diri kita berharga dimata orang lain.

Salam... ๐Ÿ™๐Ÿ˜Š๐Ÿ™

No comments:

Post a Comment