Friday, January 8, 2016

Kisah Sahabat Syibah bin Utsman bin Thoihah Ra


Sahabat Syibah bin Utsman bin Thoihah Ra bercerita :

"Saat aku mengetahui bahwa Rosululloh SAW turut serta bersama pasukan Islam dalam Peperangan Hunain, Aku pun bergabung dgn pasukan kafir Qureisy menuju suku Hawazin. Dengan harapan, jika perang telah berkecamuk, aku akan mencari kesempatan untuk membunuh Rosululloh SAW. Jika aku dapat membunuh Beliau SAW, maka berarti dendamku dan dendam kaum Qureisy telah terbayar. Semuanya sudah aku perhitungkan dgn seksama, bahkan pedang pun aku asah dgn sangat tajam, hingga siapapun yang terkena sabetan pedangku, sekali tebas akan terpisah dgn kepalanya. Dalam perang Hunain tersebut, aku selalu mengawasi gerak gerik Rosululloh SAW, karena memang Beliau lah satu2nya sasaran utamaku. Hingga tibalah kesempatan utkku, disaat kaum muslimin mulai kocar kacir oleh serangan panah pasukan Kafir, dan keselamatan Rosululloh pada saat itu sama sekali tidak terjaga, aku pun segera mendekati Beliau dengan menghunuskan pedangku, namun disaat aku berusaha menyerang Beliau SAW, tiba2 saja ada nyala api yang keluar dari tubuh Beliau SAW bagaikan petir, yang berusaha menyambarku. Hampir2 saja wajahku terbakar olehnya. Melihat hal itu, aku pun segera menutupi wajahku, dan berusaha menghindar sejauh mungkin dari Rosululloh SAW, karena aku mulai merasa sangat ketakutan. Namun tidak lama setelah itu, aku mendengar suara Rosululloh SAW memanggilku : "Wahai Sayibah ! Datanglah Kemari !".
Aku pun masih dengan perasaan takut, mendatangi Beliau SAW. Lalu Rosululloh meletakkan tanganNya didadaku, mengusapnya dan berdo'a : "Yaa Alloh ! Lindungilah ia dari bisikan setan !

Maka pada saat itu juga, Demi Alloh !!! Tidak ada seorang Manusia pun yang lebih aku cintai melebihi Beliau SAW.  Semua perasaan benci dan dendam telah sirna dari hatiku. Tidak ada lagi seseorang yang begitu aku khawatirkan keselamatanNya dgn jiwa dan ragaku, Melebihi Rosululloh SAW. Sesaat kemudian Beliau SAW berkata kepadaku : "Bertempurlah bersama kami !".
Aku pun berdiri tegak di hadapan Beliau SAW, dengan pedang terhunus di tangan. Pada saat itu, aku memiliki perasaan yang begitu kuat. Aku yang sebelumnya berpihak kepada pasukan Kafir, pada saat itu berbalik menyerang mereka. Hanya Alloh yang Maha Tahu keadaan hatiku, pada saat itu Aku lebih suka melindungi dan menjaga keselamatan Rosululloh SAW. Tidak ada yang sangat aku hawatirkan keadaannya di saat itu melebihi Rosululloh SAW. Bahkan jika seandainya saja, ayahku atau saudara2ku masih hidup, dan memusuhi Rosululloh SAW, maka Demi Alloh !,, aku tidak akan segan2 untuk melawan mereka dengan pedangku ini ".

No comments:

Post a Comment