Thursday, January 7, 2016

Ulama Sufi Nusantara yang Mendunia : Kebiasaan Unik GUSDUR


Ulama Sufi Nusantara yang mendunia
Kebiasaan Unik GUSDUR

Suatu ketika KH. Zainal Arifin,
pengasuh PP. Al- Arifiyyah Medono Kota Pekalongan
,diminta tolong oleh panitia untuk menjemput Al-
Maghfurlah KH. Abdurahman Wahid atau Gus Dur
untuk mengisi sebuah acara akbar di Kota Pekalongan.
Waktu itu panitia minta didampingi Kiai Zainal untuk
menjemput Gus Dur yang sedang mengisi acara
pengajian di Semarang Jawa Tengah. Seusai acara
dan ramah-tamah dengan para tamu, Gus Dur
memutuskan untuk ikut rombongan Kiai Zainal dan
Panitia ke Pekalongan.
Waktu itu kurang lebih pukul 01.00 atau 02.00 dinihari.
Kiai Zainal dan Panitia, setelah berbincang secukupnya
dengan Gus Dur, tahu diri mempersilahkan Gus Dur
untuk istirahat di mobil yang melaju dengan tenang.
Maklum, jalur pantura pada jam segitu juga sudah
lengang.
Kita tahu Gus Dur kondisi fisiknya terbatas,
kesehatannya juga mulai menurun, serta jadwal juga
padat. Tentu saja sesuai logika normal, aktivitas ini
akan menguras tenaga dan pikiran Gus Dur. Tapi, alih-
alih istirahat di dalam mobil yang melaju dengan
tenang tersebut, Gus Dur malah masih membaca Al-
Qur'an dengan hafalan (Bil Ghoib).
Sementara itu, Kiai Zainal dan panitia yang jelas
secara fisik lebih sehat 100% dibanding Gus Dur sudah
kecapekan dan hampir terlelap, kaget ketika mendengar
Gus Dur dengan suara lamat-lamat "menderes" Al-
Qur'an secara hafalan.
Kontan rasa kantuk Kiai Zainal dkk hilang. Dengan
penasaran Kiai Zainal dkk menyimak hafalan Gus dur.
Tak terasa 1 jam lewat. Sampailah rombongan itu di
Pekalongan. Air mata Kiai Zainal dkk tumpah ruah. Ia
membayangkan orang yang selama ini sering
disalahpahami berbagai pihak, dicaci-maki, dikutuk,
dikafirkan, difitnah, dicemooh dst, malam itu dengan
kondisi fisik dan kesehatan yang sangat terbatas, dan
kelelahan yang luar biasa setelah hampir sehari
semalam beraktifitas penuh dengan berbagai kegiatan,
malam itu dalam waktu 1 jam perjalanan Semarang-
Pekalongan ternyata masih menyempatkan membaca
Al-Qur'an dengan hafalan sampai 5 juz lebih!
Apakah mereka yang mengkafir-kafirkan beliau
sanggup melakukan hal demikian? Subhanallah.
Ternyata ini salah satu kebiasaan Gus Dur jika berada
di dalam perjalanan. Bukan seperti kita, alih-alih baca
Al-Qur'an, berdoa saja kadang lupa, malah
mendengarkan musik. Entahlah, saya tak tahu
kebiasaan mereka yang merasa lebih "Islami" dari Gus
Dur.
di Ceritakan Oleh: Tuan Guru KH.Zimam Hanifun Nusuk
(Gus Nif) Pekalongan Jawa Tengah

No comments:

Post a Comment