Wednesday, January 13, 2016

Tentang Kerinduan RUH

 
*Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi (Simtud Duror)

 Jika mendengar sifat-sifat yang mulia RUH kita merindukannya. Namun RUH terikat dalam kurungan. JASAD adalah tempat RUH, kurungan RUH, tetapi juga pembantu RUH. Makanan RUH adalah dzikir. Jika kau sidq dalam berdzikir kepada Allah, niscaya kau akan mencukupkan diri dengan dzikir itu, kau tidak lagi membutuhkan makanan dan minuman.
Kau menjadi seperti para malaikat:  tidak makan dan tidak minum. Makanan para malaikat adalah dzikir dan tasbih. RUH sesungguhnya selalu ingin kembali ke asalnya:

   RUH terbang dengan sayap-sayap cinta
menuju alamnya yang tinggi, menuju asalnya

Mengembara di taman-taman surga  dan tinggal di lentera-lentera  bercahaya

Tanpa bulu sayap-sayap itu terbang lalu menetap di sisi Tuhan alam semesta

Berkelana di taman Quds di bukit

Minum dari samudra kaum arifin

Wahai RUH, relakah kau tinggal abadi dalam jasad yang gelap dan kotor ini?

DI mana kau dahulu sebelum menghuni jasad?
Bukankah kau dahulu berada di Hadhrah Al-Quds,
hendaknya kau ingat itu

Kau tinggal bersama para malaikat yang mulia

Minum dari telaga uns dan memetik buahnya

Sampai akhirnya kau diletakkan
atas perintah Allah dalam kurungan 'tuk mengujimu, maka jadilah sebaik-baik yang diujui


    Semoga  Allah menjadikan kita orang-orang yang ARIF, mendekatkan kita kepada_Nya, mempertemukan cabang (FURU') dengan pokok (USHUL), dan tetap meletakkan SIRR pada tempat dan ahlinya

No comments:

Post a Comment