Wednesday, January 6, 2016
PROFESOR MASUK ISLAM GARA-GARA FIRAUN
PROFESOR MASUK ISLAM GARA-GARA FIRAUN
Mesir, khususnya di wilayah Giza, sangat tepat dijadikan tempat pariwisata. karena tempat ini banyak mengandung sejarah. Bagi kaum agamawan, maka datang ke wilayah Giza ibarat mengadakan cross-cek bagi keyakinan agamanya. Misalnya, jika di dalam kitab-kitab suci samawi diterangkan tentang peristiwa raja Firaun ke-2, sebagai Firaun yang dihadapi oleh Nabi Musa AS, maka banyak dari peristiwa itu yang hingga kini diabadikan di Giza dan dapat disaksikan secara kasat mata.
Minimal, di musium yang berada di wilayah Giza ini terdapat dua belas mumi Firaun atau dua belas mumi raja Mesir kuno yang dibalsam untuk diawetkan, keberadaan mumi ini adalah salah satu tanda-tanda kekuasaan Allah.
Seorang Ilmuwan Perancis Prof Dr Maurice Bucaille, menyatakan masuk Islam gara-gara dirinya pernah berkutat dengan mumi Firaun. Aneh tapi nyata, bagaimana mungkin seseorang yang berkutat dengan manusia ter-kafir di dunia, justru menyatakan masuk Islam? Untuk mengatahui rahasia yang disembunyikan oleh Allah, maka perlu mencermati cerita ringkas berikut ini.
Pada tahun 1975 (berarti penulis saat itu berusia 10 tahun), pemerintah Mesir mendapat tawaran dari negara Prancis agar diadakan penelitian ilmiah seputar mumi Firaun-firaun yang ada di Giza itu, dan disepakati. Pimpinan proyek penelitian itu tiada lain adalah sang ilmuwan Prof Dr Maurice Bucaille.
Setelah diadakan penelitian, ternyata ditemukan bahwa tubuh mumi Firaun ke-2, yang selama ini diyakini oleh umat Islam khususnya oleh masyarakat Mesir, sebagai Firaun penentang Nabi Musa AS, terdapat kandungan garam laut dalam tubuhnya, dan ternyata sangat berbeda dengan mumi Firaun-firaun lainnya yang sedikitpun tidak terdapat kandungan garam laut dalam tubuh mereka.
Penemuan itu mengundang tanda tanya besar dalam diri sang Profesor. Tanpa disengaja sang Profesor bertemu dan bercerita kepada salah seorang ilmuwan muslim, maka dijawab: `Jangan terburu bangga dengan hasil penelitianmu, dan tidak perlu heran, karena umat Islam sudah lama meyakini hal tersebut sesuai dengan keterangan kitab suci Alquran, bahwa setelah Firaun-2 itu mengejar Nabi Musa, maka Allah menyelamatkan Nabi Musa dan menenggelamkan Firaun ke dalam laut, namun Allah mengentas jasad Firaun itu dan dilempar kembali ke daratan agar dapat dijadikan sebagai tanda kebesaran Allah, dan bumipun tidak bersedia dijadikan tempat pekuburannya`.
Sang Profesor menjadi tertegun mendengarkan keterangan Ilmuwan muslim itu. Maka dia pun mulai mengumpulkan kitab-kitab suci kaum agamawan, antara lain kitab Taurat dan berbagai jenis kitab Injil khususnya Bibel. Dengan secara cermat sang Profesor meneliti kitab-kitab kaum agamawan itu, namun yang termaktub dalamnya, hanyalah keterangan bahwa Allah menenggelamkan Firaun bersama pengikutnya ke dalam laut, dan tidak terdapat keterangan apapun pasca tenggelamnya Firaun.
Kemudian sang Profesor pun beralih meneliti Alquran dengan bimbingan seorang ilmuwan muslim, hingga mendapatkan surat Yunus ayat 92 yang artinya : `Maka pada hari ini, Kami selamatkan (atau Kami keluarkan dari laut) jasadmu (wahai Firaun) supaya (keberadaan)-mu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia itu lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami`
Betapa terkejutnya sang Profesor, karena ternyata Alquran telah menerangkan peristiwa Firaun yang berhadapan dengan Nabi Musa itu secara komplit. Padahal peristiwa itu terjadi ribuan tahun sebelum turunnya Alquran, namun Alquran dapat menerangkan secara rinci, bahkan menjelaskan kejadian pasca penenggelaman Firaun-pun secara utuh. Terlebih heran lagi setelah sang Profesor mendengar keterangan bahwa Nabi Muhammad adalah seorang Nabi yang buta huruf, tidak dapat membaca dan menulis. Maka saat itu pula Prof Dr Maurice Bucaille menyatakan beriman kepada KEASLIAN ALQURAN SEBAGAI FIRMAN ALLAH, lantas mengikrarkan dua kalimat syahadat : Asyhadu an laa ilaaha illallah (Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah) wa asyhadu anna muhammadan rasuulullah (dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah).
Setelah masuk Islam, sang Profesor mulai mendalami ajaran agama Islam sekaligus dikaitkan dengan pengetahuan sain yang menjadi keahliannya, bahkan sang Profesor mulai mengarang buku-buku bertema keterkaitan Islam dengan dunia ilmu pengetahuan, antara lain buku La Bible, le Coran et la Sceince, dengan berbahasa Prancis yang artinya `Bibel, Alquran dan Ilmu Pengtahuan` terbit pada tahun 1976.
Buku ini telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan menjadi Best-seller di kalangan dunia Islam. Dalam buku ini, sang Profesor juga mengkritik Bibel karena dianggap tidak konsiten dan dia ragu atas kebenaran dan keaslian Bibel itu sendiri.
Dalam sejarah juga disebutkan, bahwa Firaun ke-2 ini menikah pada saat berusia 9 tahun dan istrinya berusia 8 tahun. Sedang peristiwa tenggelamnya Firaun pada usia 12 tahun. Loh kok ...? Jangan heran terlebih dahulu, karena tata cara perhitungan di saat itu sangat berbeda dengan cara perhitungan di masa kini. Satu bulan di jaman itu menyerupai beberapa tahun pada hitungan saat sekarang ini. Nah, jadinya usia Firuan saat menikah, yaa sudah cukup laaah ... ! Atau katakan saja : Dasaaar... Firaun... !!
{LUTHFI BASORI ALWI}
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment