Wednesday, January 13, 2016
Pelajaran dari kasus aliran-aliran menyimpang
1. Hati-hati kalau ikut pengajian.
2. Tanya ustadnya belajar ilmu agamanya dari mana dari siapa, apa disiplin ilmunya
3. kalau belajarnya dari baca buku saja jangan diikuti.
4. Kalau ustadnya belajar dari google dan postingan berita, jangan diikuti.
5. Jangan sampai urusan agama dan akhiratmu kau serahkan pada orang yang bukan ahlinya, yang tidak punya guru,
6. Jangan serahkan urusan agamamu pada cyber, wartawan yang tidak diketahui siapa namanya, siapa gurunya, apa disiplin ilmunya, kesehatan jiwanya
7. skripsi, tesis dan disertasi pun harus pakai pembimbing. Mahasiswa sepintar apapun tidak akan diterima jadi sarjana, MA atau doktor tanpa pembimbing.
8. Urusan agama yang lebih sulit juga perlu pembimbing.
9. Baca mata kuliah aja (apakah ekonomi, matematika, sosiologi) perlu bantuan dosen untuk bisa paham.
10. Jangan merasa bisa paham baca Quran hadis tanpa pembimbing
11. Kalau matematika diajar bukan sarjana matematika kau anggap mismatch; tapi urusan agama kau serahkan pada yang bukan ahlinya. ah kamu!
12. Jangan serahkan urusan akhirat pada makelar ideologis.
13. Carilah wali dan serahkan urusan agamamu padanya. Di dunia ada 120 ribu wali. Pasti ada disekitar kita. atau carilah utusan atau muridnya.
14. Wali itu gak musti terkenal; wali pasti juga ndak ada yang ngaku kalau wali. Bisa jadi Bapak Ibumu atau modin di kampungmu
15. Ilmu agama itu cahaya; yang ditransfer dari hati ke hati, bukan dari buku.
16. Inti agama adalah kasih sayang; tujuannya untuk membebaskan; bukan untuk menindas dan mengajarkan kebencian.
17. Tanah air ini tempat sujud kita kepada Tuhan; tanah air juga harus dicintai
18. Pancasila adalah saripati ajaran ketuhanan, yang disinari dengan keimanan, tidak salah diikuti.
19. Nak arep lungo, ijin bojo ijin wong tuwo. ;-)
(Copas dari Yasir Alimi, Ph.D)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment