Istighatsah (Memohon Pertolongan)
๐ Sudah menjadi sunnatullah bahwa dalam kehidupan ini kita harus tolong-menolong. Allah tidak melarang kita untuk meminta tolong kepada makhlukNya. Hanya saja,Allah mengingatkan seluruh hambaNya bahwa pada hakikatnya hanya Dialah yg dapat memberikan pertolongan. Semua ciptaan Allah sama sekali tidak memiliki kuasa untuk berbuat tanpa seizinNya. Oleh karena itu setiap hari paling sedikit 17 kali kita diperintahkan untuk membaca wahyuNya:
ุงูุงู ูุนุจุฏ ูุงูุงู ูุณุชุนูู
"Hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepadaMu kami memohon pertolongan."(QS. Al-Fatihah,1:5).
☀ Ayat diatas berulang kali kita baca untuk mengingatkan diri kita bahwa hakikat pertolongan hanyalah Allah yg bisa dan kuasa. Inilah keyakinan yg harus tertanam kuat pada hati saat kita meminta tolong pada seseorang. Rasulullah bersabda:
ุงุฐุง ุณุฃูุช ูุงุณุฃู ุงููู ูุงุฐุง ุณุชุนูุช ูุงุณุชุนู ุจุงููู
"Jika kau meminta sesuatu maka mintalah kepada Allah. Dan jika engkau meminta tolong maka meminta tolonglah kepada Allah."(HR. Tirmidzi dan Ahmad).
Sayangnya ada sebagian orang yang salah memahami ayat dan hadits diatas dan menganggap semua orang yg meminta doa dan pertolongan kepada Ulama telah berbuat syirik.
๐ด Kita semua meyakini bahwa hanya Allah lah yg bisa memberikan pertolongan,hanya Dialah yg bisa memberikan manfaat dan keburukan. Tetapi apakah dengan demikian kita tidak boleh meminta tolong kepada makhluk yg Dia beri keistimewaan?
ูุชุนุง ูููุง ุนูู ุงูุจุฑ ูุงุชููู
"Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebaikan dan ketakwaan."(QS. Al-Maidah,5:2).
Rasulullah bersabda:
ูุงููู ูู ุนูู ุงูุนุจุฏ ู ุงูุงู ุงูุนุจุฏ ูู ุนูู ุฃุฎูู
"Dan sesungguhnya Allah akan selalu menolong hambaNya selama dia masih menolong saudaranya."(HR. Muslim,Tirmidzi,Abu Daud,Ibnu Majah dan Ahmad).
๐พ Sesungguhnya Yang Maha Memberikan Pertolongan hanyalah Allah akan tetapi Allah menurunkan pertolongan tsb melalui 2 cara, yaitu 'secara langsung' atau 'dengan sebab tertentu'. Contoh adalah orang sakit,kita semua tahu bahwa Yang Maha Menyembuhkan hanyalah Allah,akan tetapi untuk memperoleh kesembuhan tsb kita dianjurkan untuk meminta pertolongan ke dokter. Dalam bahasa Arab usaha untuk meminta pertolongan ini disebut sebagai 'istightsah'. Syaikh Abu Abdillah Alwi Al-Yamani dalam kitab Intabih Dinuka Fi Khatar, Darul Kutub,Shan'a,1997,hal 51 menyebutkan bahwa dalam syariat istighatsah diartikan sebagai permintaan tolong kepada Nabi,Rasul atau orang saleh-yang masih hidup atau sudah meninggal dunia- untuk mendoakan agar ia dapat memperoleh manfaat atau terhindar dari keburukan atau dsb.
Dalam shahih Bukhori disebutkan hadits sbb:
ุญَุฏَّุซََูุง ู ُุญَู َّุฏٌ َูุงَู ุฃَุฎْุจَุฑََูุง ุฃَุจُู ุถَู ْุฑَุฉَ ุฃََูุณُ ุจُْู ุนَِูุงุถٍ َูุงَู ุญَุฏَّุซََูุง ุดَุฑُِูู ุจُْู ุนَุจْุฏِ ุงَِّููู ุจِْู ุฃَุจِู َูู ِุฑٍ ุฃََُّูู ุณَู ِุนَ ุฃََูุณَ ุจَْู ู َุงٍَِูููุฐُْูุฑُ ุฃََّู ุฑَุฌًُูุง ุฏَุฎََู َْููู َ ุงْูุฌُู ُุนَุฉِ ู ِْู ุจَุงุจٍ َูุงَู ِูุฌَุงَู ุงْูู ِْูุจَุฑِ َูุฑَุณُُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ َูุงุฆِู ٌ َูุฎْุทُุจُ َูุงุณْุชَْูุจََู ุฑَุณَُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ َูุงุฆِู ًุง ََููุงَู َูุง ุฑَุณَُูู ุงَِّููู َََูููุชْ ุงْูู ََูุงุดِู َูุงَْููุทَุนَุชْ ุงูุณُّุจُُู َูุงุฏْุนُ ุงََّููู ُูุบِูุซَُูุง َูุงَู َูุฑََูุนَ ุฑَุณُُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ َูุฏَِْูู ََููุงَู ุงَُّูููู َّ ุงุณَِْููุง ุงَُّูููู َّ ุงุณَِْููุง ุงَُّูููู َّ ุงุณَِْููุง َูุงَู ุฃََูุณُ ََููุง َูุงَِّููู ู َุง َูุฑَู ِูู ุงูุณَّู َุงุกِ ู ِْู ุณَุญَุงุจٍ ََููุง َูุฒَุนَุฉً ََููุง ุดَْูุฆًุง َูู َุง ุจَََْูููุง َูุจََْูู ุณَْูุนٍ ู ِْู ุจَْูุชٍ ََููุง ุฏَุงุฑٍ َูุงَู َูุทََูุนَุชْ ู ِْู َูุฑَุงุฆِِู ุณَุญَุงุจَุฉٌ ู ِุซُْู ุงูุชُّุฑْุณِ ََููู َّุง ุชََูุณَّุทَุชْ ุงูุณَّู َุงุกَ ุงْูุชَุดَุฑَุชْ ุซُู َّ ุฃَู ْุทَุฑَุชْ َูุงَู َูุงَِّููู ู َุง ุฑَุฃََْููุง ุงูุดَّู ْุณَ ุณِุชًّุง ุซُู َّ ุฏَุฎََู ุฑَุฌٌُู ู ِْู ุฐََِูู ุงْูุจَุงุจِ ِูู ุงْูุฌُู ُุนَุฉِ ุงْูู ُْูุจَِูุฉِ َูุฑَุณُُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ َูุงุฆِู ٌ َูุฎْุทُุจُ َูุงุณْุชَْูุจََُูู َูุงุฆِู ًุง ََููุงَู َูุง ุฑَุณَُูู ุงَِّููู َََูููุชْ ุงْูุฃَู َْูุงُู َูุงَْููุทَุนَุชْ ุงูุณُّุจُُู َูุงุฏْุนُ ุงََّููู ُูู ْุณَِْููุง َูุงَู َูุฑََูุนَ ุฑَุณُُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ َูุฏَِْูู ุซُู َّ َูุงَู ุงَُّูููู َّ ุญََูุงََْูููุง ََููุง ุนَََْูููุง ุงَُّูููู َّ ุนََูู ุงْูุขَูุงู ِ َูุงْูุฌِุจَุงِู َูุงْูุขุฌَุงู ِ َูุงูุธِّุฑَุงุจِ َูุงْูุฃَْูุฏَِูุฉِ َูู ََูุงุจِุชِ ุงูุดَّุฌَุฑِ َูุงَู َูุงَْููุทَุนَุชْ َูุฎَุฑَุฌَْูุง َูู ْุดِู ِูู ุงูุดَّู ْุณَِูุงَู ุดَุฑٌِูู َูุณَุฃَْูุชُ ุฃََูุณَ ุจَْู ู َุงٍِูู ุฃََُูู ุงูุฑَّุฌُُู ุงْูุฃََُّูู َูุงَู َูุง ุฃَุฏْุฑِู
"Telah menceritakan kepada kami Muhammad berkata, telah mengabarkan kepada saya Abu Dlamrah Anas bin 'Iyadl berkata, telah menceritakan kepada kami Syarik bin 'Abdullah bin Abu Namir bahwa dia mendengar Anas bin Malik menceritakan, bahwa ada seorang laki-laki masuk ke dalam Masjid pada hari Jum'at dari pintu yang berhadapan dengan mimbar, sedangkan saat itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang menyampaikan khutbah. Orang itu kemudian menghadap ke arah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam serata berkata, "Wahai Rasulullah, harta benda telah habis dan jalan-jalan terputus. Maka mintalah kepada Allah agar menurunkan hujan buat kami!" Anas berkata, "Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat kedua tangannya seraya berdoa: "Ya Allah berilah kami hujan, Ya Allah berilah kami hujan, Ya Allah berilah kami hujan." Anas melanjutkan kisahnya, "Demi Allah, sebelum itu kami tidak melihat sedikitpun awan baik yang tebal maupun yang tipis. Juga tidak ada antara tempat kami dan bukit itu rumah atau bangunan satupun. Tiba-tiba dari bukit itu tampaklah awan bagaikan perisai. Ketika sudah membumbung sampai ke tengah langit, awan itupun menyebar dan hujan pun turun." Anas melanjutkan, "Demi Allah, sungguh kami tidak melihat matahari selama enam hari. Kemudian pada Jum'at berikutnya, orang itu masuk kembali dari pintu yang sama dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang berdiri menyampaikan khutbahnya. Kemudian orang itu menghadap beliau seraya berkata, "Wahai Rasulullah, harta benda telah binasa dan jalan-jalanpun terputus. Maka mintalah kepada Allah agar menahan hujan!" Anas berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lantas mengangkat kedua tangannya seraya berdoa: "Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami saja dan jangan membahayakan kami. Ya Allah turunkanlah di atas bukit-bukit, gunung-gunung, bendungan air (danau); dataran tinggi, jurang-jurang yang dalam serta pada tempat-tempat tumbuhnya pepohonan." Anas berkata, "Maka hujan berhenti. Kami lalu keluar berjalan-jalan di bawah sinar matahari." Syarik berkata, "Aku bertanya kepada Anas bin Malik, 'Apakah laki-laki itu adalah laki-laki yang pertama? ' Anas menjawab, 'Aku tak tahu'."
๐ฟ Bukankah Allah Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan doa setiap muslim yg memohon kepadaNya,lalu mengapa lelaki tsb tidak berdoa sendiri? Dan mengapa pula Rasulullah tidak berkata,"Mintalah kepada Allah secara langsung,tidak perlu meminta pertolonganku." Sebab lelaki tsb menyadari bahwa dirinya banyak kekurangan. Ia sadar bahwa dirinya belum memenuhi syarat terkabulnya sebuah doa. Ia pun mendatangi Nabi dan meminta beliau untuk mendoakannya dan Rasulullah tidak menolak permohonannya sebab sudah menjadi tanggung jawab setiap muslim,terutama pemimpin, untuk menolong saudaranya dengan segenap kemampuan yg Allah berikan kepadaNya. Inilah yg disebut sebagai istighatsah.
๐ Imam Bukhori dan Ahli Hadits lainnya juga meriwayatkan hadits berikut:
ุญَุฏَّุซََูุง ุฃَุญْู َุฏُ ุจُْู ุฃَุจِู ุจَْูุฑٍ ุฃَุจُู ู ُุตْุนَุจٍ َูุงَู ุญَุฏَّุซََูุง ู ُุญَู َّุฏُ ุจُْู ุฅِุจْุฑَุงِููู َ ุจِْู ุฏَِููุงุฑٍ ุนَْู ุงุจِْู ุฃَุจِู ุฐِุฆْุจٍ ุนَْู ุณَุนِูุฏٍ ุงْูู َْูุจُุฑِِّู ุนَْู ุฃَุจِู ُูุฑَْูุฑَุฉَ َูุงَู ُْููุชَُูุง ุฑَุณَُูู ุงَِّููู ุฅِِّูู ุฃَุณْู َุนُ ู َِْูู ุญَุฏِูุซًุง َูุซِูุฑًุง ุฃَْูุณَุงُู َูุงَู ุงุจْุณُุทْ ุฑِุฏَุงุกََู َูุจَุณَุทْุชُُู َูุงَู َูุบَุฑََู ุจَِูุฏَِْูู ุซُู َّ َูุงَู ุถُู َُّู َูุถَู َู ْุชُُู َูู َุง َูุณِูุชُ ุดَْูุฆًุง ุจَุนْุฏَُูุญَุฏَّุซََูุง ุฅِุจْุฑَุงِููู ُ ุจُْู ุงْูู ُْูุฐِุฑِ َูุงَู ุญَุฏَّุซََูุง ุงุจُْู ุฃَุจِู ُูุฏٍَْูู ุจَِูุฐَุง ุฃَْู َูุงَู ุบَุฑََู ุจَِูุฏِِู ِِููู
"Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abu Bakr Abu Mush'ab berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ibrahim bin Dinar dari Abu Dzi'b dari Sa'id Al Maqburi dari Abu Hurairah berkata "Aku berkata, "Wahai Rasulullah, aku telah mendengar dari tuan banyak hadits namun aku lupa. Beliau lalu bersabda: "Hamparkanlah selendangmu." Maka aku menghamparkannya, beliau lalu (seolah) menciduk sesuatu dengan tangannya, lalu bersabda: "Ambillah." Aku pun mengambilnya, maka sejak itu aku tidak pernah lupa lagi." Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Al Mundzir berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Fudaik dengan redaksi seperti ini, atau dia berkata, "Menuangkan ke dalam tangannya."
๐ Lihatlah, dalam hadits diatas dengan jelas disebutkan bahwa Sayyidina Abu Hurairah meminta Rasulullah untuk memperkuat daya ingatnya,beliau Rasulullah tidak menentang ataupun menuduh syirik. Mengapa demikian?karena beliau tahu bahwa setiap muslim yg meminta sesuatu kepada seseorang yg memilikk kedudukan disisi Allah, tidak pernah memintanya untuk menciptakan sesuatu tsb. Ia hanya memintanya untuk berdoa kepada Allah,selebihnya dia pasrah pada keputusan dan ketentuan Allah.
๐ Dalam Al-Mu'jamul Kabir, Imam Thabrani meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda:
ุงุฐุง ุฃุถู ุฃุญุฏูู ุดูุฃ ุฃูุฃุฑุงุฏ ุฃุญุฏูู ุนููุง ููู ุจุฃุฑุถ ููุณ ุจูุง ุฃููุณ ููููู ูุงุนุจุงุฏุงููู ุฃุบูุซููู،ูุงุนุจุงุฏุงููู ุฃุบูุซููู،ูุงู ููู ุนุจุงุฏุง ูุงูุฑุงูู
"Jika salah seorang diantara kalian menghilangkan sesuatu atau menginginkan pertolongan,sedangkan ia berada di suatu tempat yg tidak ada teman disana,maka hendaklah dia mengucapkan,'Wahai hamba-hamba Allah tolonglah aku, wahai hamba-hamba Allah tolonglah aku.'Sesungguhnya Allah memiliki hamba yang tidak kita lihat."(HR. Thabrani).
๐ Dalam 3 hadits diatas dengan jelas dinyatakan bahwa kita boleh meminta tolong kepada Rasulullah maupun hamba-hamba lainnya. Karena itu jika seseorang datang kepada orang saleh dan meminta didoakan itu bukanlah hal aneh bahkan merupakan sunnah Nabi Muhammad.
๐ Kita mungkin melihat atau mendengar seseorang yg menziarahi makam waliyullah,seorang yg saleh kemudian berkata,"Wahai Syaikh Fulan,doakan agar kami dapat menjadi muslim yg baik,dapat mendidik anak-anak kami dengan benar...." dan hal-hal yg serupa. Ini juga salah satu bentuk istighatsah dengan orang yg telah meninggal dunia. Istighatsah semacam ini diizinkan oleh syariat sebab pada intinya tidak ada perbedaan antara istighatsah dg yang hidup atau dengan mereka yg telah meninggal dunia.Mengapa?
๐ Pertama pada hakikatnya para Nabi dan kaum shalihin yg diridloi Allah 'hidup dikuburnya'. Allah mewahyukan:
ููุง ุชุญุณุจู ุงูุฐูู ูุชููุง ูู ุณุจูู ุงููู ุฃู ูุงูุง،ุจู ุฃุญูุงุกุนูุฏ ุฑุจูู ูุฑุฒููู
"Dan janganlah kamu kira orang-orang yg gugur di jalan Allah itu mati,mereka bahkan hidup disisi Tuhannya dengan mendapatkan rezeki."(QS. Ali-Imran ,3:169).
Ayat diatas secara jelas menyatakan bahwa para syuhada itu hidup di alamnya sana. Jika para Syuhada hidup dan mendapatkan kenikmatan di sisi Allah maka para Nabi,Rasul dan Sahabatnya serta orang saleh yg berkedudukan mulia juga hidup seperti mereka. Jika kita oleh syariat diizinkan untuk meminta tolong kepada teman kita,guru kita,kaum shalihin,para malaikat maka meminta tolong kepada mereka yg telah meninggal dunia hukumnya juga sama sebab setelah meninggal dunia mereka tetap saudara kita.
๐ Kedua, sebagaian orang meyakini bahwa orang mati tidak dapat memberikan manfaat kepada yg hidup,oleh karena itu mereka berpendapat istighatsah kepada yg mati tidak boleh dilakukan. Benarkah yg mati tidak memberikan manfaat kepada yg hidup? Perhatikan firman Allah:
ููู ุงุนู ูู ูุณูุฑู ุงููู ุนู ููู ูุฑุณููู ูุงูู ุคู ููู
"Dan katakanlah,'Beramallah kalian maka Allah dan RasulNya serta orang-orang beriman akan melihat amal kalian itu.'(QS. At-Taubah, 9:105).
Syaikh Ismail bin Umar bin Katsir Ad-Dimsyqi dalam tafsir masyhurnya 'Tafsir Ibnu Katsir' ,juz 2, Darul Fikr,Beiruz,1401 H, hal 388 mengatakan: "Telah diriwayatkan bahwa semua amal orang yg masih hidup dipertontonkan kepada keluarga dan kerabat mereka yg telah meninggal dunia di alam barzakh,sebagaimana dinyatakan oleh Abu Daud Ath-Thayalisi.
๐ Masih oleh Syaikh Ismail bin Umar bin Katsir Ad-Dimsyqi dalam tafsir masyhurnya 'Tafsir Ibnu Katsir' ,juz 2, Darul Fikr,Beiruz,1401 H, hal 388 diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah bersabda:
ุงู ุฃุนู ุงููู ุชุนุฑุถ ุนูู ุฃูุฑ ุจุงุฆูู ูุนุดุง ุฆุฑูู ูู ูุจูุฑูู ،ูุงู ูุงู ุฎูุฑุง ุงุณุชุจุดุฑูุงุจู،ูุงู ูุงู ุบูุฑ ุฐูู ูุงูู ุงูููู ุฃููู ูู ุฃู ูุนู ููุง ุจุทุงุนุชู
"Sesungguh semua amal kalian akan dipertontonkan kepada kerabat dan keluarga kalian dikubur mereka. Jika (melihat) amal yg baik mereka merasa bahagia dengannya. Dan jika (melihat) amal yg buruk,mereka berdoa,"Ya Allah,berilah mereka ilham untuk melakukan amal taat kepadaMu.
Dalam hadits diatas jelas dinyatakan bahwa yg mati masih bisa mendoakan yg hidup.
๐ Kemudian dalam periatiwa Isra' mi'raj disebutkan bahwa Nabi Musa memberikan saran kepada Nabi Muhammad untuk meminta keringanan perintah sholat, Allah pun kemudian mengabulkan permintaan Rasulullah sehingga kewajiban sholat dikurangi dari 50 rakaat menjadi hanya 5 rakaat saja tetapi pahalanya sama dengan 50 rakaat. Lihatlah Nabi Musa yg telah meninggal dunia masih bisa memberikan manfaat kepada yg masih hidup yaitu Rasulullah SAW.
๐ Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir yg berusaha mendirikan rumah anak yatim yg akan roboh,demi menyelamatkan harta warisan mereka yg tersimpan didalamnya. Semua itu mereka lakukan karena ayah (kakek ketujuh) kedua anak yatim tsb seorang yg saleh. Perhatikanlah meskipun telah meninggal dunia mereka masih bisa memberikan manfaat kepada yg hidup hingga Allah mengutus Nabi Musa dan Nabi Khidir untuk menjaga warisan mereka.
๐ Syaikh Abu Bakar bin Abdullah bin Muhammad bin Abu Syaibah Al-Kuffi dalam kitab Mushannif Ibnu Abi Syaibah, Maktabur Rusyd, juz 6, cet I, Riyadh,1409 H,hal 356 menyebutkan bahwa pada masa pemerintahan Sayyidina Umar pernah terjadi paceklik,saat itu Bilal bin Harits berziarah ke makam Rasulullah dan berkata,"Duhai Rasulullah,mintakanlah hujan kepada Allah untuk umatmu karena sesungguhnya mereka telah binasa." Tak lama kemudian ia bermimpi bertemu dg Nabi yg berkata,"Temuilah Umar,sampaikan salamku kepadanya dan beritahukan bahwa mereka akan memperoleh hujan..." Ibnu Hajar Al-Asqalani menyatakan hadits ini Shahih. Para Ulama yg meriwayatkan hadits ini juga tidak mencelanya sebagaimana tulisan Syaikh Muhammad bin Alwi Al-Hasani dalam kitab Mafahim Yajibu An-Tushohaha.
๐ Imam Darimi menceritakan bahwa pada suatu hari warga Madinah mengalami musim kemarau, mereka mendatangi Ummul Mukminin Aisyah mengadukan perihal kekeringan tsb,Sayyidatuna Aisyah berkata,"Pandanglah makam Nabi Muhammad dan buatlah lubang (seperti jendela) diatap makam Rasulullah sehingga antara makam beliau dan langit tidak ada atap yg menghalanginya." Maka masyarakat Madinah melaksanakan saran Ummul Mukminin dan tidak lama setelah itu turunlah hujan yg menyuburkan tanah dan rumput serta menggemukkan unta. Atsar ini juga menyebutkan bahwa para sahabat beristightsah dg Rasulullah setelah wafat beliau.
ูุงููู ุงุนูู ...
๐๐๐๐๐======๐๐๐๐๐
Dinukil dari buku "Inilah Dalilnya" oleh Habib Novel Alaydrus
No comments:
Post a Comment