Allah Berfirman,seperti yang ditemukan didalam Surah An-Najm:
Artinya: "Maka bersujudlah kamu sekalian dan beribadahlah !"
Sabda Nabi Muhammad S.A.W. pula :
artinya:"Hendaklah kamu sekalian banyak bersujud!"
Anjuran-anjuran ini menunjukkan bahwa manusia itu banyak kebutuhannya, baik untuk hidup di dunia maupun untuk hidup di akhirat kelak.
Sebagai ciri dari kita yang fakir, yang tidak mempunyai apa-apa dan hanya Allah Yang Maha Kaya, sebagaimana ternyata dalam
FirmanNya:
artinya:"Dan Allah-lah Yang Maha Kaya dan kamu sekalian adalah fakir."
Karena kefakiran inilah, hendaknya kita banyak bersujud kepada Allah, memohon bantuan dan perlindunganNya.
Nabi kita pun apabila beliau mendapat kesusahan atau kesenangan, juga suka melakukan sujud.
Pengertian sujud, haruslah sujud jasmani dan sujud rohani untuk selamanya dalam melaksanakan Perintah Allah.
Untuk melaksanakan sujud jasmani menggunakan 7 (tujuh) anggota badan, sebagamana sabda Nabi Muhammad S.A.W.:
artinya: "Aku diperintahkan sujud (kepada Allah) dengan menggunakan :
a. dahi
b. kedua telapak tangan
c. kedua lutut
d. kedua ujung jari kaki.
Adapun untuk melakukan sujud rohani atau sujud bathin, agar ibadah kita khusyuk dan tidak termasuk yang disabdakan Nabi S.A.W.:
artinya: "Khusyuk badan jasmaninya, tetapi munafik dalam hatinya."
Maka kalau ingin khusyuk dalam ibadah lahir dan batin, jasmani dan rohani, hendaknya latifah-latifah yang 7 (tujuh) itu bersih dari godaan setan dan bujukan hawa nafsu.
Latifah yang tujuh itu adalah:
1. Latifah Qalbi
2. Latifah Roh
3. Latifah Sirri
4. Latifah Khofi
5. Latifah Akhfa
6. Latifah Nafsi
7. Latifah Qolab.
Latifah-latifah tersebut biasanya ditempati oleh hawa nafsu dan setan.
sehingga manusia menjadi was-was,bimbang dan ragu, yang akhirnya bisa menimbulkan sifat zalim,khianat, jahat, hasad, dendam, dengki, takabur, fitnah, serakah dan sebagainya.
Inilah yang disebut "penyakit-penyakit hati" dan Fardhu 'Ain bagi kita untuk menyingkirkannya.
Penyakit itu kalau dibiarkan, akan membawa kita kepada ketidaksetiaan dan ketidakpatuhan terhadap Perintah ALLAH dan RASUL-NYA.
Kalau kita tidak setia terhadap Perintah Allah dan Rasul, apalagi perntah sesama manusia dan negara.
Oleh sebab itu, bagaimana caranya supaya kita beribadah TIDAK MUNAFIK dan TIDAK DIHINGGAPI PENYAKIT HATI?
Padahal Allah tidak hanya melihat amal lahir saja, akan tetapi yang lebih penting adalah amal batin, sebagaimana sabda Nabi S.A.W. :
artinya: "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk jasmani kamu sekalian,akan tetapi melihat kepada bathin kamu dan hati kamu sekalian".
Untuk mengatasi sifat munafik itu, perhatikanlah Sabda Nabi S.A.W.:
Artinya:"Dzikir atau ingat kepada Allah itu, adalah buat menghancurkan sifat munafik".
Sifat munafik inilah yang membawa kita kepada penyelewengan, lengah, lalai, sampai ketika sujud sekalipun, hati kita atau ingatan kita masih melayang kemana-mana.
Itulah yang dikatakan munafik, KARENA LAIN PERBUATAN DAN LAIN PULA DI DALAM HATI.
Untuk itulah Nabi kita memerintahkan kita untuk berdzikir, agar hancur segala sifat munafik, yaitu sifat yang merugikan kita di dunia dan di akhirat.
Sifat buruk itu, haruslah diganti dengan sifat mukhlis yang bisa menjadi sifat yang bisa menyelamatkan amal kita, sehingga kita bisa selamat di dunia dan di akhirat.
Dengan melaksanakan dua kalimah di atas, yakni kita sujud dalam rangka menyelamatkan kita baik dalam Ibadah Hablum Minallah, maupun sesama manusia yang disebut Hablum Minannaas.
Pada hakikatnya sujud itu melaksanakan Perintah Allah dengan badan jasmani sesuai dengan aturannya dan hakikat sujud itu mewajibkan rasa ikhlas, khusyuk dalam bathin dalam segala amal ibadah kita.
Mudah-mudahan Allah melimpahkan Rahmat dan Nikmat-Nya kepada Bangsa Indonesia umumnya dan para Ikhwan TQN khususnya, Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.
Kuliah Abah Anom:
Dari Majalah Sinthoris 11 Syawal1403H - 24 Juli 1983.
No comments:
Post a Comment