Monday, February 17, 2014

Pasrahnya Kepada Allah Tidak Bernilai

Wacana SUFI ke-61

Banyak orang berbisnis memiliki pemikiran ketika dia pasrah kepada Allah, bisnisnya akan menuai sukses. 
Apakah ketika kita pasrah kepada Allah niatnya supaya sukses ? kalo benar pasrah kita kepada Allah niatnya sukses, pasrah kita tidak akan mendapat apa-apa. Bakal tidak mendapatkan pahala dan tidak ada nilainya sama sekali di hadapan Allah, karena pasrahnya supaya sukses.  
Ada cerita dari seorang kawan yang sedang bisnis jual-beli otomotif, dinasehati oleh temannya “kamu kalo bisnis jangan serakah. Pokoknya nanti kalo sudah dapat laba sedikit, jual saja. Tidak usah menunggu mendapat laba banyak. Keinginan menunggu laba banyak itu sudah serakah”. 
Akhirnya nasehat tersebut dijalankan, begitu dijalani benar terjadi, setiap dia beli mobil misal dengan harga 70jt, maksud rencananya begitu ada pembeli menawar dengan harga 72jt, bakal dia kasihkan. Tidak tahunya ada orang yang mau membeli sampai dengan harga 90jt. Lha, gara-gara saya tidak serakah ini, langsung mendapat laba banyak. 
Apa yang terjadi ? ini juga nilai cobaan muncul. Lantas dia berpikir “kalo begitu saya tidak serakah saja, supaya dapat laba banyak”, lha ini khan serakah juga. 
 
Perjalanan hati ini lembut sekali, kelihatannya sudah benar, tiba-tiba ternyata masih kepleset juga. Harus hati-hati. Makanya sebaiknya tidak perlu dipikir. 
Cukup Allah saja. Senang itu juga datang dari Allah. Tidak suka juga dari Allah. Ridho saja berjalan menuju Allah. 
Ada tikungan-tikungan yang sangat mengejutkan, ketika kita mulai tancap gas dan ngebut. Barangkali pernah hati kita berkata "wah asyik ini, benar Allah, saya mulai tawakal". Tiba-tiba muncul tikungan, sehingga membuat kita terjungkal kepleset. "
[DR. KHM. Luqman Hakim | Ponpes Ciganjur GUSDUR, Jakarta Selatan | 17 Januari 2011 - video menit ke 04:00]

No comments:

Post a Comment