Tuesday, February 11, 2014

Makrifah Billah

Wacana SUFI ke-59

Manakala Allah membuka perspektif makrifat kepadamu, tiba-tiba anda dibukakan pintu makrifat oleh Allah, janganlah engkau peduli bahwa amalmu masih sedikit. 
Allah membuka pintu makrifat kepada hambaNya tidak tergantung amaliyah, mujahadah, tazkiyah di dalam diri hamba, sebab makrifah itu prerogratifnya Allah. 
Yang memakrifatkan kita, bukanlah dari kita, tetapi Allah itu sendiri. Sebenarnya Allah yang mengenalkan diriNya, jadilah kita makrifah. Bukan pula kita mencari supaya kenal Allah, kemudian kita menemukan dan bisa mengenal Dia, tentunya bukan seperti itu. 
Semua proses ta’aruf, kemakrifatan dikarenakan oleh Allah itu sendiri, tidak tergantung sebab lainnya, misalnya “wah saya kemarin bermaksiat, apa bisa saya makrifat hari ini?”, atau sebaliknya “saya sudah lima tahun mujahadah, puasa, dzikir, tidak pernah berdosa, pasti saya bisa makrifat!”, sama sekali tidak seperti itu. 
Itu semua tidak ada hubungannya dengan amal kita. Makrifat adalah sebuah proses pengenalan dari Allah kepada kita, bukan kita kepada Allah, menurut caranya Allah baik itu proses, situasi, ataupun kondisinya. 
Seandainya makrifah dari kita, maka pasti kita bisa merencanakan “besok, minggu depan, makrifatku sekian…… bulan depan naik sekian…… tahun depan harus sudah sekian……”, padahal sebenarnya tidak bisa begitu. 
 
Dzat yang memerintahmu, yaitu yang akan memberi dan menampakkan sifat Qohhar-nya kepadamu. 
Kemakrifatan berupa pengenalan Allah pada hamba, merupakan bagian manifestasi dari sifat Qohhar-nya Allah, maunya Allah sendiri yang memaksa. Makrifah akan kapan terjadi, dimana, dalam kondisi apa, situasi kapan, atau usia berapa, semuanya Allah Yang Maha Qohhar. 
Makrifah tidak ada hubungannya dengan banyaknya amaliyah kita, kenapa demikian ? supaya kita tidak iktimad pada amal. Jika orang bisa menentukan kemakrifatannya, orang akan menjadi iktimad pada amal, dan akhirnya dia akan menentukan sendiri “amalku sekian, makrifatku sekian”. 
Supaya iktimad itu Billah, Allah pun mengenalkan dirinya kepada kita yang disebut Makrifah tersebut, sehingga makrifah itu billah, semua dari Allah dan kepada Allah. 
Termasuk misalkan kita diberi pengetahuan, perspektif cakrawala kemakrifatan, semuanya dari Allah dan hanya menuju Allah. Karena itu kita harus melaksanakan perintahNya, dan wajib pula kita menyerahkan pada sifat Qohhar-nya Allah. 
Contoh lain seperti khusyuk, bagaimana situasinya? itu adalah muhibbah ilahiyah, pemberian Allah, manusia tidak bisa merencanakan wujud khusyuknya, volumenya, kadarnya, kapan, dst. 
Semuanya, Allah juga yang menentukan! "
[DR. KHM. Luqman Hakim | Masjid Jami' An Nuur, MODERN HILL, Pondok Cabe, Tangerang Selatan | 10 Februari 2014 - video menit ke 00:00]


*********

perhatian: Bagi yang ingin download, harus ijin terlebih dahulu, dengan cara meninggalkan jejaknya, klik tombol Like/Jempol/Tweet/g+ atau mengisi Komen. 


No comments:

Post a Comment