Monday, February 10, 2014

Nafsu Memaksa ALLAH Swt Mengikuti Seleranya

Wacana SUFI ke-58

Manusia memiliki kecenderungan untuk memasuki wilayah yang sudah dijamin Allah swt, dikarenakan adanya dorongan nafsunya. Nafsu kita kepingin memproyeksi supaya Allah swt mengikuti selera kita. 
Ada satu kisah dari kawan saya bernama Mohammad Sobari yang terkenal, suatu ketika datang kepada GUSDUR dan ceritanya mau laporan, “Gus, ini kita punya kawan, tidak mau sholat orangnya?” jawab GUSDUR sederhana saja “iya biarin aja, dia itu maunya Allah yang nyembah dia…..”. 
Kalimat tersebut dalam sekali, dan inikan gambaran umumnya manusia, maunya Allah yang mengikuti keinginan kita semua, seakan-akan kita yang menjadi Tuhan!. 
Lalu disitulah orang membuat timbangan-timbangan sendiri, “nanti kalo saya tahajud bisa istiqomah selama 2 tahun, pasti bisa merubah nasib. Namun ternyata nasib kok tidak ada perubahan ya?”.  
Akhirnya mulai kendor lagi tahajudnya, padahal tahajud itu lebih utama daripada perubahan nasib dia!. Ini mesti ditegaskan dalam tekad hidup kita di dunia ini. 
 
Menurut Syech Ibnu ‘Athaillah, “seriusmu terhadap hal-hal yang sudah dijamin oleh Allah dan anda sembrono terhadap hal-hal yang dituntut oleh Allah, menunjukkan butanya mata hatimu “. 
Manusia banyak sekali serius terhadap hal-hal yang sudah dijamin Allah Swt, padahal itu bisa membuat kabur mata hatinya, dan ini merupakan salah satu wujud keanehan dari manusia.
Manusia inginnya menentukan jaminan-jaminan, misalnya soal pahala. Manusia sering membayangkan pahala, terlebih membayangkan surga dan seisinya. Padahal apapun yang kita bayangkan, besok di akherat tidak sama sekali seperti yang pernah kita bayangkan akan terjadi seperti itu. 
Sehebat-hebat apapun bayangan kita tentang surga, pasti wujudnya surga tidak seperti yang anda bayangkan, karena itu tidak usah dibayangkan, bagaimana rasanya? juga tidak perlu dibayangkan. 
Contoh lain, anda ingin membayangkan tentang bidadari, besok di akherat bakal tidak seperti yang anda bayangkan, karena itu tidak usah melamun bidadari. "
[DR. KHM. Luqman Hakim | Masjid Jami' AL ISTIQOMAH, Jl. Merdeka Raya, Belakang SAMSAT, Depok 2 Tengah | 7 Februari 2014 - video menit ke 39:20]


*********

perhatian: Bagi yang ingin download, harus ijin terlebih dahulu, dengan cara meninggalkan jejaknya, klik tombol Like/Jempol/Tweet/g+ atau mengisi Komen. 


No comments:

Post a Comment