Friday, February 14, 2014

Menyampaikan TASAWUF Dengan Bijak

Wacana SUFI ke-60

Siapapun orangnya, jika anda melihat bahwa orang tersebut selalu menjawab apa saja yang ditanyakan, dan dia mengungkapkan apa saja yang dia ketahui serta saksikan, menunjukkan atas kebodohan orang tersebut.   
Misalnya semalam dia mendapatkan pengalaman ruhani tertentu, lantas mengungkapkannya kepada orang lain, itu bodoh namanya, kenapa ? karena di dalam Al-Qur’an disebutkan “ajaklah ke jalan Tuhanmu, dengan cara yang bijak”.  
Artinya kalo kita mengungkapkan apa saja yang anda ketahui kepada orang lain, itu namanya tidak bijak, karena kita tidak tahu apakah orang itu sudah waktunya perlu mengetahuinya atau belum. 
Jika pengetahuan di level mahasiswa, disampaikan kepada anak TK, berarti menunjukkan bahwa yang menyampaikan bodoh sekali, dan bukan anak TK-nya yang bodoh jika tidak dapat memahaminya.  
 
Menanggapi hal ini, ada satu orang bertanya, “apakah anda tidak tahu bahwa orang yang menyembunyikan pengetahuan bermanfaat, kelak di akherat akan dicambuk dengan cambuk api neraka?”. Berarti kalo kita mendiamkan pengetahuan yang berguna, bakal akan dihajar di hari kiamat.  
Kemudian pertanyaan tersebut dijawab, “sudahlah…. letakkan saja cambuk itu, dan pergilah. Kalo ada orang datang, yang berhak menerima ilmu tadi, akan saya berikan semuanya! kalo tidak, maka cambuklah aku!”. 
Inilah yang diperintahkan Allah swt, “katakan Muhammad, masing-masing umatmu itu mengamalkan menurut kemampuan di dalam jiwanya”. Maksud dari kemampuan didalam jiwa tersebut meliputi jiwa intelektualnya, jiwa qolbunya, jiwa ruhnya, jiwa sirr-nya, dimana masing-masing orang kemampuannya berbeda.  
Sayyidina Ali bin Abi Thalib kwh mengatakan “sampaikan kepada manusia itu menurut pengetahuan mereka”. Oleh karena itu, para Sufi pun menyampaikan rahasia-rahasia ilahiyah tidak dengan “gebyah uyah”, tidak asal disampaikan begitu saja. 
Kadang disembunyikan dalam simbol-simbol syair yang indah, kadang  dibungkus dengan bahasa-bahasa rahasia, agar kelak ketika ada orang yang memang waktunya mengenal , akan mengenal dengan sendirinya.  
Apakah anda ingin justru mereka mendustai Allah dan RasulNya? 
Janganlah anda menyampaikan ajaran tasawuf kepada orang lain seperti ungkapan berikut, “yang penting saya sampaikan, percaya atau tidak percaya silahkan saja!”. Ini namanya kita yang bodoh. "
[DR. KHM. Luqman Hakim | Masjid Jami' Baiturrohim, Beji Timur, Depok | 11 Februari 2014 - video menit ke 00:00]


*********

perhatian: Bagi yang ingin download, harus ijin terlebih dahulu, dengan cara meninggalkan jejaknya, klik tombol Like/Jempol/Tweet/g+ atau mengisi Komen. 


No comments:

Post a Comment