[DR. KHM. Luqman Hakim | Masjid Baitul Ihsan, BANK INDONESIA, Jakarta Pusat | 3 Juni 2015]" Kalau anda ingin mendapatkan semacam berkah atau bagian yang juga diberikan kepada para wali kekasih-kekasihNya, maka anda harus secara total jangan ada makhluk di hati.
Kecuali di hatimu, masih dibolehkan mengikuti jejak orang-orang yang menunjukkan dirimu jalan menuju Allah, penunjuk jalan itu pasti antara lain melalui makhluk.
Selebihnya, kalau tidak menunjukkan dirimu menuju Allah, di hatimu sebaiknya dikosongkan untuk Allah saja.
Anda bisa mengikuti cara-cara penunjuk jalan tersebut, mereka caranya memberikan isyarat yang benar, atau amaliyah-amalaiyah istiqomah (rutin) yang tidak merusak AlQur'an dan Sunah Nabi.
Para Auliya dan Sufi dahulu, kalau mendapat isyaroh, mukasyafah, dibuka pencerahan ruhani, diberi pengalaman ruhani, dst akan tetap dikonfirmasi kepada AlQur'an dan Sunnah.
Jika pengalaman ruhani tersebut bertentangan dengan AlQur'an dan Hadits, maka mereka tinggalkan, akan tetap memihak AlQur'an dan Hadits.
Apabila pengalaman ruhaninya tidak dilarang dan juga tidak diperintahkan dalam AlQur'an dan Hadits, itu artinya dibolehkan.
Salah satu contohnya kehebatan Abul Hasan Al Asy'ari yang membangun paradigma aqidah Ahlus Sunah Wal Jamaah dengan sifat Allah yang berjumlah 20, dimana sebelumnya belum pernah ada, kelak para ulama penerusnya hanya mengembangkan dan membangun dengan apa yang disebut sifat wajib, sifat mustahil dan sifat jaiz (kewenangan) Allah.
Ternyata sifat wajib, mustahil dan jaiz ini adalah karakteristik tentang kebenaran, sehingga hebatnya membuat seluruh pandangan liberal Islam yang dipelopori muktazilah saat itu langsung habis terkubur, begitu juga pandangan kaum fatalis yang dipelopori oleh kelompok jabariyah ikut tenggelam. "
Monday, June 22, 2015
Berkah para Wali Kekasih-Nya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment