Wednesday, November 11, 2015

Manusia SOLEH


Nutrisi Ruhani malam
Santun menyejukkan

Wacana SUFI ke-103

~Manusia SOLEH~

" Kita patut bersyukur panutan kita adalah Nabi Muhammad SAW.
Manusia yang paling manusia.
Manusia yang mengerti manusia.
Manusia yang memanusiakan manusia.

Kalau ada di antara kita yang merasa keberatan mengikuti ajaran Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Yang patut dicurigai adalah badan kita sendiri.
“jangan-jangan saya ini sudah bukan manusia?”.

Ada orang ganteng sekali, dirasani sama cewek-cewek,
“hati-hati dia itu ganteng, tapi buaya darat”.
Lha kalau buaya darat, mana bisa mengikuti manusia ?
Pasti tidak bisa, sebab jalannya saja merayap di tanah.

Ada lagi wanita yang cantik sekali, tapi banyak yang mewanti-wanti,
“hati-hati sampeyan, dia cantik tapi ular”.
Lha kalau ular, untuk mengikuti manusia, itu juga pasti sulit.

Sebetulnya, tugas kita hanya menjaga agar kita tetap manusia.

Kita biasa mengatakan agar menjadi manusia yang soleh.
Kalau oleh ustad didoain,
"mudah-mudahan anak anda sekalian menjadi orang-orang yang soleh".
Itu jamaah jawab kencang sekali,
“aamiin…. Aamiin…. Aamiin….”.

Tetapi ustad tersebut tidak pernah menjelaskan soleh itu apa ?
Sebab dianggapnya sudah paham semua. Padahal jika ditanya, ustadnya juga belum tentu tahu, jamaahnya juga tidak tahu.

Kira-kira bayangan anda, soleh itu seperti apa ?
yang dimaksud soleh itu, mudahnya adalah yang pantas disebut sebagai "manusia".

Manusia yaitu dia menyadari sebagai hamba Allah sekaligus khalifahnya Allah.
Ingat bahwa dirinya adalah hamba Allah Ta’ala.
Berlaku baik kepada hamba Allah dan berlaku baik pula kepada Allah.

Ada cerita perbandingan 2 orang.
Cerita orang pertama.
Shalatnya luar biasa.
Haji jika tidak dibatasi, mungkin dia tiap tahun akan berangkat haji.
Puasanya rajin.
Tapi kalau ngetwit atau bikin status facebook, itu isinya fitnah dan gosip melulu.
Kira-kira orang ini soleh atau tidak ?

Cerita orang kedua.
Dia baik sekali.
Mulai dari kelakuannya sehari-hari. Maupun di twitter dan facebook, itu baik semua.
Di dunia maya kelakuannya bagus.
Di dunia nyata juga bagus.
Tetapi orang tersebut tidak shalat.

Kira-kira lebih baik mana, antara orang pertama dengan orang kedua ?
pasti bingung jawabnya, sebab seharusnya itu satu, tapi dijadikan dua.

Semestinya jadi satu.
Orang tersebut secara virtual kepada Allah itu baik.
Dan secara horizontal kepada hamba-hamba Allah juga baik.

Ibarat seperti orang ingin menyenangkan Allah. Tapi kok hambaNya disikuti, itu bagaimana ?

Jangankan Gusti Allah. Saya saja lho, sampeyan ingin menyenangkan saya, tapi anakku kamu sikuti, pasti kamu akan saya tempeleng.

Kadang-kadang orang mengira bahwa hamba Allah, itu dianggapnya bukan sebagai hamba Allah.
Padahal kita semua ini adalah hamba Allah.
Tidak boleh menyepelekan.
Atau bahkan menjahanam-jahanamkan.
Itu sangat tidak boleh.

Semua yang kita lakukan adalah Gusti Allah semua.
Kita ini cuma wayang.
Apalagi sampai menghina fisik orang, naudzubillah mindzalik.
Itu sama dengan menghina yang membikin manusia tersebut.
Yaitu menghina Gusti Allah yang menciptakan.

Jadi, kalau kita ingin menjadi orang soleh. Maka harus baik kepada Allah dan baik pula kepada sesama. "

[Mbah GusMus | Tabligh Akbar KMI Changwon, Korsel | 2 Okt 2015]

๐ŸŒท

SIRR✨SUFI Islam Ramah

No comments:

Post a Comment