Monday, November 2, 2015
Kunci Istiqomah dengan tidak berlebihan
Nutrisi Ruhani
Santun Menyejukkan
Wacana SUFI ke-97
~Kunci Istiqomah dengan tidak berlebihan~
" Bagaimana caranya supaya kita bisa ISTIQOMAH ?
yaitu hendaknya dalam melakukan segala hal, yang sedang-sedang saja. Jangan berlebih-lebihan.
Contohnya :
💦 kalau nyambel jangan kebanyakan garam, biar tidak darah tinggi.
💦Sambelnya jangan kebanyakan lomboknya, biar tidak diare.
💦Makan juga yang sedang saja, jangan terlalu sedikit, juga jangan kebanyakan.
💦Senang yang sedang saja. Benci juga sedang saja.
💦Kalaupun terpaksa benci dikarenakan manusiawi, itu juga yang sedang-sedang saja. Jangan gara-gara cuma tersentuh saja, sampai dikibas-kibaskan. Itu berlebihan.
💦Anda suka dan gemar melukis, silahkan memuji lukisannya sendiri. Namun, kalau sampai menghina lukisannya orang lain, itu namanya sudah berlebihan.
Termasuk dalam hal ibadah, yang sedang-sedang saja. Jangan berlebih-lebihan.
Contohnya,
🚩Ketika berpuasa, saat maghrib harus berbuka.
Puasa kok tidak saur dan berbuka, itu berlebih-lebihan.
🚩Waktunya ke pasar, ya berangkat ke pasar. Waktunya ke masjid, ya berangkat ke masjid.
Jika di pasar terus itu jelek, sebab nanti disangka sebagai juru kunci pasar.
Dan di masjid terus juga tidak baik, sebab nanti tidak ada yang belanja untuk masak orang yang dirumah.
Jadi kadang di sawah, kadang di pasar, kadang di masjid.
Menjalani hidup cukup begitu saja, tidak perlu yang neko-neko.
Sekarang itu banyak orang yang neko-neko.
🌀Contohnya di tempat saya, ada seorang kapolres, kerjaannya ngaji iktikaf terus, selalu pecian haji.
Terus saya tegur,
“polisi kok pecian haji, anda tidak perlu begitu”.
🌀Menjadi polisi dan bupati, itu tidak perlu wiridan banyak-banyak. Tidak perlu ngaji terlalu banyak. Tidak perlu shalat sunnah berlebihan.
Cukup dia berlaku ADIL saja, itu sudah jaminan surga.
Dia rajin ngaji, rutin wiridan. Tapi tidak bisa adil dengan rakyatnya, itu bisa ditempeleng malaikat.
Jadi, anda yang sederhana saja, tidak perlu berlebih-lebihan.
🌀Kalau malam tidak bisa tidur, lakukanlah shalat malam. Kalau anda tidak punya makanan, berpuasa lah.
Dulu zaman Kanjeng Nabi ada orang yang bangga diri. Mereka ingin mencocokan ibadahnya dengan Kanjeng Nabi. Kemudian berangkat ke Madinah. Hati kecilnya berkata,
“aku saja seperti ini, bagaimanakah dengan Kanjeng Nabi”.
Mereka berjumlah 3 orang:
🔮 yang pertama kalau siang tidak pernah tidak puasa, terus menerus berpuasa.
🔮 Yang kedua, kalau malam tidak pernah tidur, shalat terus.
🔮 Yang ketiga, tidak pernah menyentuh wanita.
Disangkanya tidak menyentuh wanita itu suci sekali, sebab pikirnya seorang wanita itu kotor.
Kanjeng Nabi mendengar hal ini, dipanggilah orang tersebut ke masjid Nabawi,
“kamu kalau siang, tidak pernah tidak puasa ya ?”
"Betul"
“kamu katanya tidak pernah tidur, shalat terus ?”
"Ya, Kanjeng Nabi“
"kamu katanya yang tidak pernah menyentuh wanita sama sekali?”
"Benar"
“kalian dengarkan ya. aku kasih tahu.
sehebat apapun amalmu, tidak akan bisa melebihi aku.
Aku yang paling takwa, sebab utusannya Gusti Allah.
Orang yang paling takwa kepada Gusti Allah, adalah yang paling kenal Gusti Allah.
Lha, aku yang paling kenal, sebab aku utusannya Gusti Allah. Pernah mi’raj.
Tapi meskipun aku lebih takwa dari kalian, aku ini kadang-kadang puasa, kadang-kadang tidak.
Aku kalau malam ngantuk, trus tidur.
Kadang-kadang tidur, kadang-kadang shalat malam.
Aku tidak membenci wanita, justru menikahinya.
Barangsiapa tidak cocok dengan yang aku lakukan, dia tidak termasuk golonganku”.
Jadi, yang biasa-biasa saja.
Tidak usah berlebihan.
Jangan merasa suci.
Mencontoh Kanjeng Nabi, menjadi manusia biasa saja. "
[GusMus | Bawang Salaman, Magelang | 9 Des 2012]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment