Wacana SUFI ke-78
" Saya ini sukses atau tidak ya menjadi hamba Allah ?
Apakah saya sukses ukhrowi atau tidak ya ?
Apa yang disebut sukses itu kariernya sukses, fasilitasnya sukses ? padahal itu sukses duniawi belaka.
Kalo kita tidak sukses ukhrowi, hidup kita ini akan sia-sia. Bertahun-tahun hidup, ternyata tidak sukses di akherat.
Bagaimana cermin bahwa kita itu sukses ?
ketika memulai apa saja hidup di dunia ini, senantiasa mengembalikan semua itu kepada Allah. Tandanya anda sukses.
Contoh : anda mau membaca Qur’an. Aku membuka Qur’an, nawaitu membuka Qur’an ini sesunguhnya dariMu, Allah. Inilah yang namanya kembali pada Allah. Engkau gerakkan melalui anugerahMu, dan ini juga kehendakMu. Sekarang ketika aku membaca Qur’an, juga bersamaMu, untuk apa saya membaca Qur’an ? hanya bagiMu. Itu namanya kembali pada Allah.
Tiga suku kata mudah untuk diingat terus, ~minhu-bihi-ilaihi~ Dari Allah, Bersama Allah, Menuju Allah dalam segala hal. Itu akan membebaskan seluruh beban-beban amaliyah kita.
Termasuk anda bekerja, bahwa aku bekerja ini karena dariMu. Sekarang aku berangkat bersamaMu. Untuk apa saya bekerja? hanya BagiMu, Allah. Menjadi ringan bekerjanya.
[DR. KHM. Luqman Hakim | Masjid BANK INDONESIA, Jakarta Pusat | 3 Juli 2013]Inilah tanda di akherat orang itu sukses.
Siapa yang cemerlang awalnya, cemerlang pula akhirnya. Artinya cemerlang itu dilimpahi oleh Nur. Hatinya cemerlang yaitu hati yang dilimpahi oleh Nur.
Kalo sejak awal kita ini bersama Allah, akhirnya tentu pasti menuju Allah. Tetapi coba kita tidak bersama Allah, bersama diriku sendiri, bersama kepentingan-kepentinganku sendiri, bersama selera-seleraku sendiri. Itu tidak akan bertemu Allah nanti. Walaupun kita sujud sampai hitam kepala kita.
Jadi harus billah, bersama Allah awalnya. Ya Allah.....aku ini bersamamu, karena Engkau semua yang menggerakkan aku ini. Kenapa? karena ini kehendakMu semua. Aku tidak berdaya, Tuhan.
Disitu lalu muncul pilihan-pilihan. Pilihan apa? Aku tidak ingin dalam proses ubudiyah ini, bersama makhlukMu, bersama hawa nafsuku, apalagi bersama syetan. Nanti aku menjadi tidak ketemu Engkau, Allah.
Ketika sholat, ya Allah....ini Engkau. Semua ini yang menggerakkan Engkau, termasuk nawaituku juga. Itu setidak-tidaknya menghantar kita untuk tawajjuh (menghadap), lalu menjadi khusyu’ kita. "
Sukses tidak mempunyai rahasia, kunci sukses semuanya sama.. Perlu kerja keras, tekun, dan tentunya punya pengetahuan apa yang ingin dijalani.
ReplyDelete