Wacana SUFI ke-75
" Di antara kemuliaan yang dianggap mulia oleh orang lain,
manakala imajinasi publik yang mengatakan ada orang tiba-tiba menghilang dan berada di kutub utara, terus dalam
sekejap kembali ke tempat semula. Kehebatan semacam itu dianggap sebuah
kemuliaan. Hal ini dikritik oleh Syech Ibnu ‘Athaillah.
Pada zaman Beliau, banyak orang pergi ke Mekah dalam sekejap,
terus kembali lagi, yang sering disebut melipat ruang. Ada lagi yang disebut
melipat waktu, dalam sekejap tiba di zaman 2000 tahun yang lampau, atau dia bisa memasuki zaman 1000
tahun yang akan datang, dan semua kejadian
diketahuinya, kemudian dalam sekejap balik lagi di masa sekarang.
Kata Beliau, bukan seperti itu yang dianggap melipat hakiki,
yang disebut melipat/quantum/lompatan yang hakiki, sebenarnya atau sesungguhnya
adalah apabila bisa melipat jarak dunia ini dari anda. Kalau kita bisa menggulung
langit dan bumi, tiba-tiba anda sudah di akherat, nah ini baru hebat. Jika anda
melihat akherat lebih dekat dibanding diri anda, dan akherat pun dia lipat,
tiba-tiba dia sudah di depan Allah swt. Inilah yang namanya melipat hakiki.
Syech Abul Abbas Al Mursi mengatakan, bukan sesuatu yang
penting, orang yang punya kehebatan melipat ruang dan waktu, itu tidak penting
sama sekali. Maksudnya orang hebat tadi dibanding dengan orang yang tidak bisa
apa-apa, di mata Allah sama saja. Jangan dikira, orang yang bisa melipat ruang
dan waktu tersebut lebih tinggi dan mulia di mata Allah swt, dibandingkan
dengan orang yang tidak bisa apa-apa. Bukan seperti itu yang dianggap penting,
tetapi yang hebat dan paling penting itu orang yang bisa melipat nafsu-nafsunya.
Misalnya anda punya agenda nafsu dengan segala watak dan perilakunya, kemudian
anda gulung, begitu jelinya dia lipat, tiba-tiba hadir di depan Tuhannya. Inilah
yang paling hebat.
Makanya para masyayih dan para syech Sufi mengingatkan, anda
jangan heran kepada orang yang memasukkan tangannya ke kantong saku selalu ada
uangnya. Heran lah pada orang yang meletakkan uang atau barang berharga di
kantong sakunya, setelah beberapa saat dia masukkan tangan di kantong sakunya, ternyata
uang atau barang berharga tersebut tidak ada/hilang. Tetapi dia tidak berubah
roman mukanya, tidak sedih, tidak menyesal, juga tidak bingung mencari
kemanapun. Anda patut heran dengan orang seperti ini. Hal ini karena nafsunya
sudah dilipat dan digulung oleh dia.
Pernah ditanyakan kepada salah seorang Syech Sufi, “wahai
Guru, si A itu bisa berjalan di atas air melintasi samudera atau bisa terbang di
atas awan”. Jawab Beliau, “saya lebih kagum pada orang yang bisa melawan hawa
nafsunya, dibanding orang yang bisa berjalan di atas air ataupun bisa terbang”.
Ini lebih agung dan hebat, karena dia telah mampu
menundukkan dirinya sendiri. "
[ DR KHM Luqman Hakim | Masjid Jami Baiturrohim, Beji Timur, DEPOK | 8 April 2014 ]
No comments:
Post a Comment