Friday, November 11, 2016

Cara dan etika POLITIK Rasulullah SAW


KH Yunus A Hamid
Muqodam Thoriqoh Tijaniyyah

Cara dan etika POLITIK Rasulullah SAW


Ada ihwan yg menegor saya karena ikut bicara POLITIK. Setelah ditegor oleh lhwan lain ia bertanya lagi: Sudah faham atau tidak dengan ETIKA POLITIK RASULULLAH SAW. oleh karena itu, saya merasa perlu menjawab sebagai bentuk klarifikasi.

Kalau nanya ETIKA POLITIK Rasulullah SAW. Masalah itu JELAS ada di Qur'an. Yaitu: TEGAS DENGAN ORANG KAFIR dan KASIH SAYANG DENGAN SESAMA MUSLIM. bukan seperti  NUSRON WAHID si ketua GP ANSOR itu. Yg GARANG sama ULAMA dan menjadi PEMBELA KAFIR MUSUH yg sudah jelas di depan mata tanpa harus pakai teropong kalau ia MUSUH ISLAM.

Rasulullah SAW bukan hanya mimpin demo. Tapi beliau juga PEMIMPIN NEGARA di Madinah dan JADI PANGLIMA PERANG BADAR. UHUD dll. Dalam sejarah. Rasulullah SAW yg memerintahkan agar MASJID DIRAR dihancurkan krn memecah belah ummat Islam. Jg Rasulullah yg memerintahkan PENGUSIRAN TOTAL ORANG YAHUDI dari kota Madinah. Apa ini bukan urusan POLITIK?... kalau orang Thariqah haram berpolitik, bagaimana dengan Rasulullah dan para Shahabatnya?...

Orang yg paling dalam ilmu Tasawufnya dan orang pertama mengambil wirid Thariqah langsung dari Rasulullah SAW adalah Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra. Jg Syd Abu Bakar Siddiq ra. Mereka adalah Khulafa Ar Rasyidin (para petugas pengganti kepemimpinan Agama dan POLITIK) setelah Rasulullah SAW. wafat.
Syd Abubakar Syiddiq ra. Menentang keras dan memerangi orang2 murtad dan ingkar zakat setelah Rasulullah SAW wafat.

Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra. Adalah Shabat, menantu dan Prajurit Rasulullah SAW yg selanjutnya jadi Khalifah yg mengurus agama dan politik setelah Rasulullah SAW dan para Khalifah sebelumnya. Beliau adalah penghulu para Sufi dari ummat Radulullah SAW yg tiap hari mengadakan akad TALAK TIGA dengan dunia. Tapi beliau adalat POLITIKUS ISLAM SEJATI yg tdk pernah takluk dengan gemerlapnya dunia. Jadi kalau tashawwuf dan thariqah itu ALERGI DENGAN POLITIK dunia akan jadi apa nanti?....

Jadi masalah sebenarnya yg tidak boleh adalah menjadikan agama sebagai ALAT / KEDOK POLITIK untuk mendapatkan JABATAN DAN DUNIA.

Tapi kalau menjadikan AGAMA sebagai pedoman POLITIK dan panglima untuk menguasai dunia agar kita bisa mengendalikannya sesuai hukum Allah dan RasulNya. Maka ini adalah hakekat perjuangan yg sebenar benarnya dan bagian dari Sunnah Rasulullah SAW.

Kalau MUQADDAM haram bicara politik. Bagaimana dengan Sayyidi Syeikh Ahmad bin Muhammad At Tijani ra.?... Beliau berpolitik dengan menjadi PENASEHAT Raja Maroko Maulay Sulaiman ra. Beliau adslah murid besar Syeikh Tijani. Lalu bagaimana pula dengan Syd Muhammad Al Kabir At Tijani ra. Beliau adalah Khalifah Thariqah Tijani yg juga jadi penasehat Raja Maroko saat ini.

Di Indonesia. Silahkan lihat dan tanya siapa para muqaddam kita terdahulu. Kl di Jawa Barat Syeikh Usman Domiri dan Kh. Badruzzaman. Keduanya masyhur sebagai pejuang kemerdekaan. (Apa ini bukan politik?...) demikian pula para muqaddam terdahulu di daerah lain di jawa. Semua adalah pejuang dan BERPOLITIK.

Jadi orang thariqah bukanlah orang yg modelnya seperti PERTAPA HINDU/RESI yang tidur panjang dan cuek bebek menjauh dari hiruk pikuk dunia hanya dengan alasan membersihkan hati. Jiwa dan fikiran. Pertanyaannya: kalau hati sufi sudah bersih, lalu apakah selanjutnya cukup tidur mlungker sambil bawa tasbih dan membiarkan ummat Islam serta kehormatan Islam diinjak injak orang kafir?....

Justru. Ini tugas berat para sufi selanjutnya. Setelah hatinya bersih dan benar2 ikhlas. Mereka harus bertebar dimuka bumi membawa cahaya iman para wali untuk memperbaiki kehidupan manusia dalam segala lininya. Baik dlm pendidikan. Sodial. Politik  Ekonomi. Keamanan. Pertahanan maupun kebudayaan. Bukan langsung tidur melungker dan ngorok nunggu tamu datang mlnta berkah dan berobat dan dapat amplop. Bukan seperti itu saudaraku.... sekali lagi bukan seperti itu!!!.

Tugas kita banyak dan berat. Termasuk ketika fitnah politik seperti saat ini. Orang thariqah harus bangkit dengan doanya. Dengan semangat JIHADnya. Atau minimal jadi pendorong semangat bg ummat Islam yg berjuang. Bukan jadi PENGGEMBOS dengan dalih tashawuf dan thariqah. Pemikiran orang sufi harus diam apatis itu kalau di Indonesia adalah CIPTAAN BELANDA agar para Kyai dan santrinya cukup duduk manis, adem ayem tdk mau berontak kpd belanda.

Ayo kita belajar cerdas, jangan malas. Musuh nyata sudah didepan mata. Mari kita berjuang dengan hati bersih dari sifat sifat tercela. Dalam rangka menjunjung tinggi kesucian AGAMA, Bangsa dan Negara.

الله اكبر...... الله اكبر..... الله اكبر.....
 Hidup merdeka atau mati syahid!!!...
Jangan jadi tukang GEMBOS.... jangan sampai jadi pendukung ORANG KAFIR baik langsung atau tdk langsung.

Ya Allah... ya Rab.... santunilah hati kami dan semua orang yg berjuang di jalanMu. Aminn......

sumber : WAGrup Jatman DKI Jakarta

No comments:

Post a Comment