Wednesday, October 28, 2015

Barokahnya berkumpul orang sholeh




Nutrisi Ruhani
Santun menyejukkan

Wacana SUFI ke-93

~Barokahnya berkumpul orang sholeh~

Saya seakan-akan memiliki perbedaan keyakinan. Sewaktu berada di Jakarta, hawanya itu tahun 2012 akan kiamat. Memang terlihat sangat layak seakan mau kiamat kondisi di jakarta. Tetapi begitu saya datang di acara pengajian di kota Malang sekarang, kelihatannya kiamat tersebut masih lama.

Para Habaib, kyai-kyai, bareng dengan para santri berkumpul, sedang mengagungkan dan mensucikan Gusti Allah. MasyaAllah.

Itu saja sudah cukup. Jika kemudian acara ini ditutup dan jamaah kembali ke rumah masing-masing, masyaAllah itu sudah besar sekali anugerah Gusti Allah. Jadi, sebetulnya tidak perlu saya memberikan tausiyah.

Gus Mus dalam candaannya,
“ada hadis Soheh. Sebab jika tidak soheh, tidak bakal saya bawa jauh-jauh ke sini. Tidak perlu saya baca lafadz nya, karena nanti tetap disuruh menerjemahkannya juga.”

Kalau melihat ada kumpulan seperti ini. Orang bawa tasbih, baca tahmid, baca laaillahaillallah, berurutan sampai selesai. Saya jadi ingat sebuah hadis.

Mudahnya di hadis tersebut disampaikan, jika ada jamaah berkumpul seperti ini, Malaikat itu lapor kepada Gusti Allah,
“Gusti, di daerah gasek kota malang, sekarang sedang banyak orang bersila, mereka memuji, mengagungkan, mensucikan dan meng-esa-kan Engkau”.

Allah menjawab,
“mereka berkumpul, membaca tahlil, tahmid. Itu kira-kira tujuan dan keinginanannya apa ?”

Saya sendiri juga tidak paham. Anda ini ingin apa sebenarnya? sepertinya serius sekali mengikuti istighotsah. Kalau orang di Jakarta sana, mudah bagi saya mengetahui keinginnanya, pasti tidak jauh dari keinginan duniawi, jabatan, kekuasaan, sukses dll.

Malaikat di hadis tersebut menjawab,
"sepertinya mereka ingin surgaMu, Gusti”.

Saya ingin tanya, "apakah anda memang ingin surga ya?", jawab jamaah, "yaaa.....".
Tadi ditanyakan diam saja, sekarang jawab ingin surga.

Kemudian Allah mengatakan,
“lho, orang-orang itu kok ingin surgaKu. Apa sudah tahu seperti apa nikmatnya surgaKu ?”.

Kalau hotel bintang 5, itu kira-kira para kyai sudah pernah menikmati. Tapi kalau surganya Allah, apa sdh tahu ?

Allah mengatakan,
"Bayanganmu tentang surgaKu, tidak seperti yang pernah dibayangkan, yang pernah didengarkan atau yang sudah diketahui."

"Jika mereka itu tidak tahu tentang surgaKu, kenapa sangat ingin sekali sampai seperti itu?
Bersemangat memuji dan mensucikan Aku.
Seandainya mereka tahu,
bagaimana nikmatnya surgaKu, mereka pasti tambah semangatnya".

Kata malaikat,
“Betul sekali, Gusti”.

Kata Allah,
“Kira-kira yang ditakuti apa oleh orang-orang tersebut?”

Jawab malaikat,
“Neraka”.

Tentu pasti seperti itu, sebab tadi sudah diberitahu tentang surga. Dan yang diinginkan adalah surga. Tentunya yang tidak diinginkan dan ditakuti adalah neraka.

Kata Allah,
“lha, mereka takut dengan neraka-Ku. Apa sudah tahu sadisnya neraka-Ku?”.

Coba para jamaah bayangkan, nanti di neraka bagaimana gambaran orang di gergaji kepalanya, disetrika punggungnya.

Kata Allah,
“ya sudah, AKU kabulkan keinginan mereka”.

Singkatnya, Gusti Allah mengampuni dan memenuhi permintaan semua jamaah yang hadir.

Jadi, saya bayangkan anda hadir disini, akan diampuni semua.
Jamaah pun serempak menjawab,
"Aamiin".
Lho, Itu adalah hadis, kok di-aamiin-i. Jika itu doa, baru jawabnya "aamiin".
Kalau barkaitan hadis, pilihannya hanya percaya atau tidak. Bagi yang tidak percaya, sebaiknya agar istighfar saja.

Tetapi hadis tersebut belum titik, baru titik koma. Ada terusannya.
Malaikat kembali melapor,
“Gusti, tapi disana ada orang yang kesasar.”

Orang kesasar itu barangkali awalnya melihat kerumunan orang ramai. Dianggapnya ada nonton bareng, ada ketoprak, ada campursari, atau ada hiburan lain yang menarik.

Namun, begitu sudah masuk ke dalam. Ikut duduk bersila. Tak tahunya itu acara tahlilan. Dia mau balik keluar lagi, dibatalkan, sebab malu.

Orang kesasar tersebut, tidak meniyatkan seperti anda. Berangkat dari rumah, memang berniat tujuan istighotsah, ikut tahlilan.

Dawuhe Gusti Allah dalam hadis tersebut,
“orang kesasar itu tetap ikut diampuni”.

Orang yang kesasar saja, ikut diampuni. Sebegitu murahnya Gusti Allah. Apalagi bagi anda, yang memang niyatnya istighotsah, tahlilan, mengagungkan dan mensucikan Gusti Allah, jadi tambah sangat diampuni. Melebihi orang yang kesasar.

Inilah barokahnya berkumpul orang soleh. Ada orang kesasar, ikut berkumpul orang banyak, jadinya ikut diampuni.

Ada cerita tentang sebuah kerikil.
Anda disuruh beli kerikil seharga Rp 500. Siapapun tidak akan mau. Tetapi, kalau kerikil kecil tersebut nempel pada tempe. Berkumpul dengan kedelai-kedelai. Itu jadi ikut dihargai Rp 1000 untuk sepotong tempe.
Barokahnya kumpul kedelai.
Sebaliknya jika ada kedelai. Kok tidak mau kumpul kedelai. Ada orang NU, kok tidak mau kumpul NU. Kedelai berpisah sendiri, itu bakal dipatok ayam.

Jadi, sudah tidak perlu tausiyah. Sebab sudah enak diampuni Gusti Allah. Hanya dengan berkumpul-kumpul. Menyambung silaturahim. "

[GUSMUS | Pengajian umum dan halal bihalal, pondok pesantren Sabilurrosyad, Malang | 16 Okt 2011]

No comments:

Post a Comment